"Halo, Mah."
"Kenapa, Pris?"
"Mah, Priska lupa apa-apa aja yang dibeli. Catatannya ketinggalan di meja."
"Tu kan... Mamah bilang apa, mamah tadi suruh langsung masukin di tas kan."
"He...he...he.... Iya, iya, maaf deh, Mah. Kan nggak disengaja." Sambil nyengir kuda.
"Ya sudahlah, namanya juga ketinggalan, mau gimana lagi. Dengerin mamah, kamu beli tepung terigu satu kilo, telur, mentega, gula, coklat, pengembang kue, sama selai kacang."
"Oke deh, Mah."
"Jangan bilang oke aja, ntar lupa lagi."
"He..he.. kalo lupa ya ntar telpon mamah lagi dong." Sambil nyengir.
"Ah kamu ini, ya udah.... Belanja gih."
"Oke."
CEKLIK.
Hari ini aku libur kerja, aku berencana belajar buat kue dengan mamah. Lumayan ada yang mau jadi guru privat. Kata mamah, perempuan itu harus bisa buat kue, apalagi kalau sudah menikah nanti sudah tidak dengan mamah lagi. Jadi mulai sekarang harus sudah mau belajar.
Kalau untuk makanan yang berbau goreng-gorengan, aku jagonya. Tapi kalau yang namanya kue dan sejenisnya, minta ampun deh.... Tidak bisa...! Sebenarnya bukannya tidak bisa sih, tapi belum bisa. Kalau belajar ya pasti bisa. Apalagi belajar sama masternya. Mamah paling jago yang namanya buat berbagai kue. Hidup mamah....!!
Setelah beberapa kali memutari lorong minimarket, akhirnya pesanan yang diminta mamah lengkap sudah. Tidak terlalu lama, Untung saja ada karyawan minimarket yang bantu buat cari.
#Beberapa saat kemudian.#
Huft.... Sampai juga di rumah. Tapi kok sepi ya... Kemana semua? Aku cari-cari mamah juga tidak ada. Sementara sambil tunggu mamah, aku coba telpon bang Hengky.
Tuut... Tuut..
"Iya, halo, Dek."
"Abang lagi ngapain?"
"Nah.... Seperti biasa dong sayang, Abang masih di tempat kerja. Lho? Hari ini dek Priska nggak kerja?"
"Priska libur, Bang. Priska ganggu ya?"
"Nggak juga, kebetulan Abang lagi di kamar mandi. Ya udah ngobrol sama dek Priska dulu aja."
"He..he... Priska baru aja sampe rumah."
"Nyampe rumah? Emangnya habis dari mana atuh neng?"
"He...he Priska habis belanja bahan-bahan buat bikin kue."
"Eh... Emangnya siapa yang mau bikin kue? Mamah ya?"
"Idih Abang ni... Priska lah..." Sambil memonyongkan bibir.
"He...he... Iya, maaf. Mau bikin kue apa?"
"Tahu ni... Mamah yang tahu."
"Lho? Gimana sih, masak mau bikin kue tapi nama kue nya aja nggak tahu."
"He...he... Idih Abang olok terus."
"Iya, iya, maaf. Ntar kalo kuenya udah jadi, kirim ke abang pake pos ya... Supaya Abang bisa menikmati hasil karyanya dek Priska."
"Idih abang, nanti kalo Abang ke sini aja baru Priska bikinin buat abang. Ini kan masih latihan, takutnya nggak enak."
"He..he.. Ya udah. Oh ya, Dek. Abang balik kerja dulu ya, Abang dipanggil."
"Oh iya, Bang. Priska minta maaf ya soalnya udah ganggu."
"Ah, nggak... Ya udah... Met bikin kue ya sayang. I Miss u."
"I Miss u too."
CEKLIK.
Aku senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Senangnya bukan main karna habis telpon bang Hengky, seperti orang yang baru saja menang undian.
"Priska...." Mamah memanggilku dari arah dapur. Aku langsung lari menghampirinya.
"Yaelah, Mah. Kemana aja? Priska cari dari tadi.?"
"Mamah tadi ke rumah Mpok Yuli buat ambil mixer. Kemarin Mpok Yuli pinjem. Mana belanjaannya?"
"Entu." Sambil menunjuk ke arah plastik putih di atas meja.
"Coba mamah cek dulu ya, takutnya ada yang nggak kebeli." Setelah dibolak-balik,"Oke deh, lengkap."
"Sekarang ngapain duluan, Mah?"
"Yang pertama, kamu harus ganti baju dulu, nanti baju kamu kotor kena bahan kue."
"Oh iya, oke deh, Mah." Aku segera bergegas menuju kamar untuk ganti baju."
#5 menit kemudian.#
"Udah, Mah. Ngapain dulu."
"Mamah udah campur telur sama gula, kamu mixer duluan ini."
"Oke."
"Priska..."
"Iya, Mah."
"Bang Hengky itu siapa?" Mataku melotot sambil menelan ludah,"Hmmmm.... Anu...."
"Cerita ke mamah dulu, kenapa pake rahasia-rahasiaan."