Prok. Prok. Prok. Prok
Suara tepuk tangan dari para tamu undangan pun membahana. Membuat seluruh isi ruangan aula kesenian semakin meriah. Rencana acara amal yang aku buat bersama para sahabatku berlangsung hari ini. Acara ini dihadiri para anak yatim dan juga anak-anak dari sekolah SLB (Sekolah Luar Biasa). Selain mereka, kami juga mengundang para donatur-donatur yang ingin memberikan sedikit rezekinya pada anak-anak yang kurang beruntung ini.
Acara ini sengaja kami berikan beberapa hiburan. Sedikit berbagi rasa bahagia pada anak-anak yang kurang beruntung tadi. Kami hadirkan para penari tradisional dari salah satu sanggar kesenian di Jakarta. Tak hanya hiburan tari saja, kami juga menampilkan hiburan sulap, serta beberapa games. Dan yang tidak ketinggalan, termasuk group kami. Group yang terdiri dari para sahabatku dan kak Fio, pengganti diriku.
"Pris, kamu kenapa? Kok kelihatan sedih gitu?" Tanya Dian sambil menyodorkan bolpoin yang ia pinjam dariku tadi.
"Ah, nggak. Perasaan kamu aja." Aku berusaha untuk menutupi rasa sedihku, karna aku tidak bisa ikut andil dalam group. "Kalian kapan tampil nih?"
"Dikit lagi, Pris. Mungkin 10 menit lagi baru giliran kita. Erlin baru aja manggil si tukang sulap."
Kebetulan hari ini Erlin yang jadi MC nya. Sedangkan aku hanya sebagai panitia yang mengatur konsumsi saja. Untungnya mamah bersedia memasak untuk acara ini. Jadi tugasku agak terasa ringan. Mamah takut kalau aku kecapekan nanti, tidak baik untuk kandunganku.
"Oh, oke. Tapi bukannya habis sulap terus makan siang dulu?"
"Oh iya, aku lupa, Pris. Kayaknya sih gitu."
"Ya udah, ini tugasku, aku ke belakang dulu ya." Aku segera ke belakang untuk mengatur makanan.
"Oke, beri tepuk tangan yang meriah pada pesulap kita hari ini." Erlin memandu acara dengan semangat.
"Masih mau lagi?" Tanyanya pada para undangan.
"Masih....!!!" Sahut seluruh undangan dengan antusias.
"Tunggu dulu, sabar dulu. Sebenarnya kak Erlin masih ada lagi hiburannya. Tapi kita istirahat makan siang dulu ya. Kak Priska sama kakak-kakak lainnya sudah siapkan di belakang kita. Kita sapa kak Priska sama kakak-kakak lainnya yuk... Tirukan kak Erlin ya... Hai kak Priska... Hai kakak-kakak semua. Satu, dua, tiga."