BICARA DENGAN TUHAN

Febriana listiyanti utami
Chapter #19

Semua Rencana Tuhan Pasti Ada Hikmahnya #19

Entah kenapa aku merasa di dalam bus yang aku naiki terasa sepi sekali. Padahal mataku melihat ada banyak pedagang dan pengamen yang naik di dalam bus untuk menawarkan dagangannya dan menghibur kami dengan nyanyian-nyanyian. Entah kenapa aku merasakan keheningan di dalam bus maupun di otakku. Tidak bisa berpikir, itu kata yang tepat untuk saat ini.

Tidak lama kemudian lamunanku disadarkan oleh mamah.

"Priska, makan dulu ya, dari rumah tadi kamu belum sarapan." Mamah sengaja membawa makan dari rumah, mamah tahu kalau aku belum makan dari tadi pagi.

"Priska minum air putih aja, Mah."

Selama 3 jam perjalanan hanya namanya saja yang kuingat. Berharap bahwa dirinya sedang mempermainkanku dan membuat sandiwara seperti ini. Seolah-olah ketika aku tiba di huniannya, dia datang dari belakang tanpa sepengetahuanku dan membuatku kaget. Lalu ia mengatakan bahwa kabar itu bohong dan berharap dia hanya ingin menguji rasa cintaku padanya.

Kulihat bus ini baru saja melewati tulisan 'SELAMAT DATANG KOTA BANDUNG', itu menandakan kalau aku sudah sampai di kota Bandung. Begitu melihat tulisan itu, jantungku langsung berdetak kencang sekali.

"Mah, Priska mau pulang aja, Priska nggak mau ke Bandung."

"Priska, masak udah sampe sini kamu mau minta pulang. Bang Hengky berharap kalo Priska bisa hadir. Kalo Priska pulang, ntar bang Hengky sedih."

Aku diam sejenak

"Iya, Mah." Mamah membelai rambutku.

15 menit kemudian kami sampai di terminal. Sambil menunggu penumpang yang lain turun, aku dan mamah mengecek kembali barang-barang bawaan kami, memastikan agar tidak ada yang ketinggalan.

"Mah, masih desak-desakan nih, Priska telpon abah dulu aja ya."

Aku ke rumah bang Hengky hanya dua kali saja, jadi belum hafal jalan menuju rumah bang Hengky.

Tuut. Tuut.

"Halo."

"Iya, halo, abah dimana? Priska udah sampai di terminal."

"Nak Priska ada di sebelah mana? Abah ada di depan pintu keluar terminal."

"Kalo gitu abah tunggu di situ ya."

"Iya."

CEKLIK.

Akhirnya aku dan mamah berhasil turun dari atas bus tanpa ada barang yang tertinggal. Tapi aku masih berusaha untuk mencari abah.

"Priska, tadi abah bilang dimana?"

Lihat selengkapnya