"Mau kacang, Pris?"
"Ah nggak ah, Thur. Rio duduk di sebelah mana?"
"Ya udah kalo nggak mau, tuh duduk di sebelah jendela belakang."
Hari ini tempat kerjaku mengadakan tour tahunan, dan kali ini kita akan ke Bali. Kami sepakat untuk kumpul di tempat kerja terlebih dahulu, setelah itu sama-sama pergi ke bandara.
Sebenarnya tour kali ini adalah kesempatan bagiku untuk refresh ulang pikiranku.
"Yaelah, ngapain duduk di situ? Kenapa nggak gabung sama kita?" Celetukku.
Semenjak peristiwa meninggalnya bang Hengky, aku sekarang lebih dekat dengan Rio. Kalau Fathur, aku dekat dengannya sejak pembuatan acara amal waktu itu, apalagi sekarang dia sudah pacaran dengan Dian, Fathur jadi semakin akrab denganku.
"Tadi dia terlambat, waktu dia datang, bus nya udah penuh."
"Ckckck, itu anak.... Padahal malamnya tu dia yang kasih ingat aku jangan tidur larut malam supaya nggak terlambat. Eh, sekarang malah dia yang terlambat."
"Bentar, aku panggil dia biar dia ke sini. Dari tadi aku lihat dia juga celingukan, mungkin dia cari kita, Pris."
"Ya udah, buruan gih."
"Rio." Teriak Fathur ke arah Rio sambil melambaikan tangannya.
Tak lama juga Rio melihat lambaian tangan Fathur, lalu datang menghampiri kami.
"Hai..! Kalian duduk di sini? Makanya aku cari dari tadi nggak ketemu."
"Ah kamu, Rio. Bukannya tadi malam kamu sendiri yang kasih ingat aku supaya jangan tidur sampe larut malam biar nggak terlambat. Kok malah kamunya yang terlambat? Heran deh."
"He, he, he. " Cengir Rio sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya udah, kamu duduk sini aja. Lagian ke bandara nggak jauh-jauh amat. Nggak ada kamu nggak seru." Fathur berusaha menghasut Rio supaya bisa duduk sama-sama dengan kami.
"Halah, pasti ada maunya nih." Rio curiga dengan sikap baik Fathur.
"Ah, kamu ini pikirannya jelek melulu. Tu.... Priska dari tadi nyariin kamu." Fathur senyum-senyum sendiri.
"Idih...." Celetukku.
"Nah, ketahuan ya.... Itu kan, apa aku bilang, aku kan memang suka bikin kangen."
"Ye... GeeR banget. Udah, duduk di sini, buruan. Daripada aku berubah pikiran."