Din. Din.
Rio mengagetkanku dengan suara klakson motornya.
"Lho? Tumben kamu nggak naik motor, Pris?"
"Hari ini aku nggak enak badan."
Dengan segera Rio mengarahkan tangannya ke dahiku.
"Kamu demam, Pris. Aku antar pulang ya."
Aku mengiyakan ajakan Rio, lagipula sudah dari tadi bemo yang aku tunggu selalu penuh. Mungkin karna ini pas jam orang-orang pulang kerja.
"Aduh, sorry ya, aku udah ngerepotin."
"Ah nggak, Pris. Lagian kayaknya kamu udah berdiri lama banget di sini."
"Lho? Kok tahu?"
"Ya tahu dong, kan kamu berdirinya pas depan tempat parkiran motor, kebetulan tadi aku lagi ngobrol sama Fathur di parkiran, makanya aku tahu." Kepalaku mengangguk-angguk.
Akhirnya Rio mengantarku pulang. Tapi di tengah jalan, Rio membuatku bingung, karna dia mengantarku ke arah yang salah.
"Rio, kita mau kemana? Kan rumahku arahnya bukan sini."
"Jangan khawatir, aku nggak bakalan culik kamu kok." Hanya itu saja yang Rio jawab, selanjutnya aku tidak bertanya lagi. Aku percaya kalau Rio tidak akan berbuat macam-macam padaku.
Beberapa menit kemudian laju motor semakin pelan, Rio belok ke suatu tempat yang aku rasa tempat itu tidak asing bagiku. Kubaca tulisan yang terpasang di depan pagar 'KLINIK 24 JAM'.
"Lho?" Tanyaku kaget.
"Aku sekeluarga punya klinik langganan, kebetulan aku kenal sama dokternya. Namanya dokter Lisa. Mendingan kamu periksa dulu ya."
"Makasih ya, Rio."
Rio tersenyum ke arahku. "Iya, sama-sama, Pris. Jangan merasa sendiri ya, masih banyak orang yang peduli sama kamu."
Dengan perlahan Rio menopangku, duduk lama di atas motor membuat badanku terasa lemas sekali.
Setelah masuk ke dalam, seorang dokter wanita menyambutku dengan hangat. Lalu ia menyuruhku tiduran dan mulai memeriksaku.
Setelah beberapa kali proses pemeriksaan, dokter itu menyampaikan hasilnya.
"Nggak papa, cuma kecapekan aja. Tekanan darahnya menurun. Makan makanan penambah darah ya, sama dibanyakin istirahat. Nanti saya kasih vitamin aja."
"Iya, Ibu dokter. Terima kasih banyak." Lalu dokter itu tersenyum padaku, ia ramah sekali.
Tak lama kemudian terjadilah sebuah percakapan antara aku, Rio, dan dokter Lisa.
"Siapa?" Tanya dokter Lisa pada Rio.