Sudah satu Minggu aku dan Rio tidak saling bicara. Aku lihat sepertinya Rio tidak nyaman dengan suasana seperti ini.
Suatu hari, mamah melihat keanehanku.
"Kamu kenapa, Pris?"
"Nggak papa, Mah." Aku pura-pura tidak mengerti.
"Mamah lihat akhir-akhir ini kamu sering murung, kamu kelihatan nggak ceria, kenapa? Kamu lagi berantem sama Rio?"
"Lho? Kok mamah langsung nebak ke Rio? Kenapa bukan Dian atau Erlin, atau sama yang lainnya? Kenapa Rio?"
"Waktu itu tumben banget Rio datang ke sini sendiri tanpa teman yang lain."
"Ya mungkin dia lagi kurang kerjaan."
"Mamah minta maaf, kalo waktu itu mamah nggak sengaja dengar pembicaraan kalian."
"Ma... Mamah... Kenapa sih pake acara dengarin omongan kita." Aku kesal dengan mamah.
"Mamah nggak sengaja, Pris. Waktu itu mamah mau antar minuman buat Rio. Pas udah sampe ke ruang tamu, kalian lagi ngobrol serius."
Aku terdiam sambil meneteskan air mata.
"Sebenarnya kalian kenapa?"
"Mah.... Priska lagi bingung."
"Bingung kenapa?"
"Priska bingung sama perasaan Priska."
"Coba Priska cerita, barang kali mamah bisa kasih solusi."