Keluar, masuk, keluar, masuk, tidak jelas. Sudah berapa kali aku mondar-mandir keluar masuk dari kamar menuju tangga. Ulang-ulang aku ingin turun mencari mamah untuk minta pendapat, tapi selalu saja tidak jadi.
Aku ragu ingin memberitahu mamah. Akhirnya entah yang keberapa kalinya keluar dan masuk, aku putuskan untuk memberitahu mamah.
"Mah."
"Kenapa, Pris?"
"Mamah lagi mandi?"
"Iya."
Aku menunggu mamah Sampai selesai mandi. Jam dinding menunjukan pukul 4 sore, itu tandanya tinggal 3 jam lagi.
Aku mengiyakan ajakan Rio untuk bertemu jam 7 malam nanti. Tapi sebelumnya aku ingin memberitahu mamah terlebih dahulu. Karna jujur saja, aku takut salah tingkah ketika berhadapan dengan Rio.
Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, itu tandanya mamah sudah selesai mandi. Dengan cepat kuhadang mamah sebelum mamah masuk ke kamarnya.
"Mah, Priska mau cerita."
"Iya tunggu, mamah pake baju dulu to, Sayang."
"He, he, he. Cepetan ya, Mah."
5 menit kemudian mamah keluar dengan penampilan yang segar. Lalu kutarik tangan mamah untuk masuk kembali ke dalam kamar.
"Mah, bapak kemana?"
"Lho? Tumben kamu tanya bapak, kenapa? Oh, mamah tahu... Mau minta uang ya?" Goda mamah, walaupun mamah tahu kalau aku tidak pernah minta uang ke orang tua semenjak aku sudah kerja.
"Idih, Mamah. Priska serius nih."
"Bapak lagi ikut rapat di rumah pak RT."
"Oh, bagus."
"Lho? Kok bagus?"
"Iya, Priska takut kalo bapak dengar."
"Ha, ha, ha." Mamah merasa lucu karna melihat tingkahku yang aneh ini.
"Gini, Mah. Rio ngajak ketemu ntar jam 7 malam. Gimana nih, Mah?"
"Apanya yang gimana?"
"Ntar kita ngomongin apa?"
"Kok tanya mamah sih?"
"Mah, Priska serius nih."
"Iya, iya. Yang penting turuti kata hati Priska. Yang mamah bilang kemarin betul apa nggak? Mamah udah kasih izin Priska buat cerita masa lalu Priska. Karna mamah yakin kalo Rio itu tulus sama Priska."
Ternyata tidak salah minta pendapat mamah.
"Oke, Makasih, Mah, I Love You." Kucium pipi mamah, lalu pergi ke kamarku.
#Pukuk 6 sore.#
Kubuka lemari pakaianku, bingung memilih kira-kira baju apa yang akan aku pakai untuk menemui Rio. Baru kali ini aku salah tingkah seperti begini. Bahkan bang Hengky tidak pernah membuatku salah tingkah sampai seperti sekarang ini.
Akhirnya kuputuskan untuk memakai dress putih sepanjang lutut, dan sepatu pantofel putih berbahan kain. Tak lupa dengan aksesorisnya juga, seperti bandana berwarna putih serta anting-anting.
#Pukul 7 malam.#
Aku sudah sampai di tempat janjian. Tapi tiba-tiba aku takut menemui Rio. Kulihat Rio sudah sampai duluan dan menungguku di sana. Akhirnya dengan segenap tenaga, kucoba memberanikan diri untuk menemui Rio.
"Hai." Kusapanya dengan senyum. Ini adalah senyuman pertama semenjak aku memutuskan untuk menjauhinya.
Rio langsung berdiri dan memandangku dengan tatapan kagum.
"Kamu cantik banget, Pris." Aku hanya tersenyum.
Malam ini aku dibuatnya salah tingkah. Ingin terbang rasanya ketika Rio memujiku.
"Duduk, Pris. Oh ya, kamu mau pesan apa?"
"Terserah deh, aku ngikut aja."
Rio memanggil pelayan restoran untuk memesan makanan.