Pagi-pagi sekali aku bangun, hari ini seperti lembaran baru bagiku. Kuregangkan badanku agar tulang-tulang semua tidak kaku. Kulakukan aktivitas seperti biasa, bersih-bersih rumah dan memasak.
Hari ini aku libur, kuhabiskan waktuku di rumah. Aku berencana ingin memberitahu kabar gembira ini pada mamah. Tapi kuurungkan sementara, karna kulihat bapak dan mamah sedang buru-buru mau pergi ke suatu tempat.
"Bapak sama mamah mau kemana?"
"Mau ke acara pemakaman, Pris. Hari ini libur kan, tolong sebentar jangan lupa kasih ingat adik-adik makan ya."
"Siapa yang meninggal, Mah?"
"Teman SMP bapak, yang dulu pernah nginap di rumah kita tu, Pris."
"Om Alexander?"
"Iya."
"Kalo nggak jalan sekarang ntar macet, takutnya nggak bisa melayat, soalnya jenazahnya mau dikirim ke Kalimantan."
Setelah bersalaman, bapak dan mamah pergi dengan menggunakan motor. Kini aku harus bersabar menunggu mereka pulang untuk menyampaikan kabar gembira ini.
Berulang kali aku mengutak-atik ponselku, berharap akan ada panggilan masuk atau hanya sekedar pesan saja yang masuk. Tapi sedari pagi tidak ada sama sekali yang membuat ponselku berbunyi. Entah dari kelima sahabatku atau dari Rio. 'Emangnya mereka lagi ngapain?' Aku jadi kesal sendiri dalam hati.
Kenapa tiba-tiba perasaanku jadi tidak enak. Kucoba untuk mendengarkan musik, tetap saja masih ada rasa tidak nyaman. Ya Tuhan..... Sebenarnya apa yang akan terjadi? Kenapa hari ini perasaanku tidak karuan begini?
Hari ini terasa panas sekali, aku terus saja mengeluarkan keringat, sampai akhirnya aku ketiduran di atas sofa ruang tamu. Kemudian tidurku terganggu dengan dering ponsel yang sementara aku pegang.
Tulit. Tulit.
"Iya, halo."
"Apa betul ini dengan nona Priska?" Seseorang bertanya padaku.