Bidadari Langit Pesantren

Moore
Chapter #21

Kenangan Ayah

Beberapa menit telah berlalu dan tahlil telah usai, warga desa Cemandi kembali ke rumah mereka masing-masing. Beberapa kerabat ayah dan tetangga rumah masih duduk berbincang-bincang di teras rumah. Ammar ikut duduk menemani mereka di sana.

Ammar hanya termenung.

“Ayahmu itu kuat, le. Diberi cobaan apapun tetap tabah.”

“Iya, Pakde.”

“Kenapa orang seperti ayahmu harus dipanggil terlebih dahulu?”

“Iyo, Fur. Kenapa orang baik selalu meninggal lebih dulu.” Tambah Pak Salam, tetangga terdekat Ayah sekaligus sebagai teman ngopi dan ngobrol di malam hari.

“Semua itu hanya Allah yang tahu. Itu semua sudah digariskan sejak zaman azali.”

“Begitulah rahasia Tuhan. Terkadang orang baik seperti ayah harus dipanggil terlebih dahulu. Sebaliknya, mereka yang jahat dan suka maksiat diberikan tenggat waktu lebih lama untuk bertaubat.” Jawab Ammar dengan tatapan kosong.

“Kamu memang cocok menjadi penerus ayahmu, le. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberimu dan ibumu, serta adikmu kesabaran untuk menghadapi ujian ini.”

Lihat selengkapnya