Tiupan angin sore menembus jilbab yang saat ini sedang Naya gunakan menambah kesan estetik seorang Khanaya Zulfa Abigail sang pemilik hidung mancung serta raut wajah yang memiliki perpaduan Arab dan Indonesia itu menjadi sangat cantik dengan abaya yang ia gunakan berwarna Navy senada dengan jilbab yang ia gunakan. Kala itu Naya sedang scroll media sosial bertuliskan laman Instagram pada layar ponselnya, tak sengaja ia melihat brosur online yang didalamnya memiliki pengumuman bahwa “Pendaftaran sekolah jalur Tahfidzul Al-Qur’an akan mendapatkan beasiswa hingga lulus sekolah”, kedua mata Naya terbelalak kaget melihat pengumuman tersebut terlebih lagi bahwa pendaftaran tersebut di buka di Negara impian Naya, Yapss benar sekali TarimHadramaut, Yaman. Merupakan salah satu wishlist Naya untuk melanjutkan pendidikannya di kota tersebut, apalagi Tarim juga dikenal sebagai kota para Wali Allah, kota yang penuh dengan keberkahan serta kebaikan disana.
Kita juga ingat kan bahwa Naya pernah berpacaran ketika akan lulus sekolah di jenjang pendidikan kelas 9 SMP, Memang salah Naya ketika ia berpacaran ketika ia sedang berproses menghafal Al-Qur’an akan tetapi atas kebaikan Allah yang diberikan kepada Naya, ia akhirnya mampu menyelesaikan hafalan tersebut dengan baik. Tak ada kata pembenaran dalam hal yang telah dilakukan oleh Naya pada saat itu, akan tetapi dari kejadian tersebut membuat Naya merubah dirinya menuju hal yang lebih baik lagi.
“AIHHH BENERAN TAH INII, Gua harus cepet kasih kabar ke Abah sama Umma mumpung belum larut malem, nanti juga tabrakan sama acara keluarga”. Naya bergegas menemui kedua orang tuanya yang saat ini sedang duduk di depan teras rumah.
“Abah, Umma,, Naya ada kabar baik ini pendaftaran di Tarim udah dibukaa. Jadi kan Naya sekolah disana?” Rengek Naya pada orang tua nya agar ia diperbolehkan sekolah ke negera impiannya.
“Abah izinkan tapi ada syarat, jangan sesekali kamu mendekati yang belum menjadi mahram mu itu apalagi berubungan dengan laki-laki itu, siapa namanya? Ahh yaa nak Vano. Kamu boleh dekat dengannya asalkan kamu dinikahi olehnya”.
Tutur pria paruh baya yang bernama Firman Azizi Abigail yang tak lain adalah Abah dari Naya.
Mendengar perkataan tersebut Naya sedikit merasa sakit dan bahagia yang bercampur menjadi satu, karena ia sedih ketika nama itu terucap lagi dan disisi lain ia senang karena akan pergi jauh meninggalkan luka nya dikala itu.
“SIAPP LAKSANAKAN ABAHKU SAYANG, NAYA JANJIII”.
Jawab Naya dengan penuh semangat karena saat ini ia telah yakin akan segera melupakan kejadian sakit itu.
“Kok Umma diem aja sii kan Naya mau sekolah lagi, Umma kan setuju”
Menatap lekat wajah cantik putrinya yang saat ini ia melihat bahwa akan beranjak menjadi wanita dewasa cepat atau lambat, dan dirinya pun akan bertambah semakin tua usia nya. “Umma sangat setuju sayang, jaga drimu baik-baik disana, tetap ingat sholat ya nak”. Ucap Fatimah Husein Abigail yang tak lain adalah ibu dari gadis cantik yang memiliki sifat periang itu, Fatimah mengucapkan perkataan tersebut sembari menghapus air matanya yang saat ini telah membasahi pipi Fatimah.
“Umma sama Abah tenang aja ya, nanti kalo Naya udah beres pendidikan disana pasti Naya langsung pulang kok. Umma jangan nangis ih Naya jadi ikutan sedih juga ni”