Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam pada kota Tarimhadramaut sedangkan selisih waktu di Indonesia adalah 4 jam, sehingga saat ini di Indonesia masih menunjukkan pukul 5 sore. Terlihat seorang gadis mengenakan gamis berwarna coksu ditambah dengan warna jilbab yang senada dengan warna gamisnya tengah duduk pada bangku perpustakaan di sudut kota Tarim, gadis itu adalah Naya yang saat ini sedang fokus membaca buku-buku fiqih yang membahas tentang Haid seorang wanita, saat sedang hanyut dalam pembahasan pada buku tersebut tiba-tiba seseorang menabrak meja secara tak sengaja.
“Allahuakbar kaget saya, ganggu aja si ni orang”, gerutu Naya sembari menata kembali halaman-halaman buku yang tertutup akibat tabrakan pada meja nya itu.
“Maaf mba saya beneran ga sengaja, jangan marah ya mba. Mari saya bantu untuk mencari halaman buku nya yang tertutup akibat ulah saya”. Ucap seorang laki-laki itu yang tak lain adalah orang yang mengganggu konsentrasi Naya saat sedang membaca buku tersebut.
“Eh, Mas nya bisa ngomong bahasa Indonesia?”, Tanya Naya yang tak sengaja mendongakkan kepalanya untuk melihat orang tersebut.
“Iya mba, saya juga dari Indonesia”. Laki-laki itu pun sama hal nya dengan Naya yang tak sengaja ikut mengedarkan pandangannya untuk melihat wanita yang saat ini berada dihadapannya.
Kedua bola mata mereka saling bertemu yang disebabkan dari ketidak sengajaan mereka saling melihat satu sama lain.
“Astaghfirullah hal’adzim” Ucap kedua orang tersebut secara bersamaan.
Pria itu langsung menundukkan pandangannya yang kemudian ia langsung mengedarkan pandangannya untuk melihat sekeliling perpustakaan yang masih ramai pada malam itu. “Ya Allah, maafkan Hamba-Mu ini yang telah memandang hal yang seharus nya tidak saya lihat ini. Ampuni Hamba-Mu ini Ya Rabb”, batin pria tersebut sembari menormalkan detak jantungnya yang berdetak secara tak jelas, karena ia belum pernah merasakan rasa ini, ada apa sebenarnya?.
Begitu pula dengan Naya yang tetap menundukkan pandangannya setelah ia tak sengaja menatap laki-laki itu, “Allah, ampuni Nayaa,, Maafin Nayaa,,, Naya takut setelah kejadian tadi semua hafalan Naya selama ini menjadi sia-sia, Maafin Naya karena itu benar-benar murni tidak disengaja oleh kami”. Batin Naya yang saat itu masih mematung cukup lama serta ia kembali menormalkan detak jantungnya yang sedikit kacau.
“Anuu mba maaf, saya pergi duluan yaa maaf juga atas kesalahan tadi”, ucap pria itu yang bergegas pergi karena ia takut nanti menimbulkan fitnah bagi dirinya dan wanita yang tak sengaja ia temui. “Semoga nanti kita bisa dipertemukan lagi ya, memang aneh bagi saya tapi apakah bisa dikatakan normal jika saya langsung menyukai gadis yang tak sengaja saya temui? Haha aneh sekali perasaan ini YaAllah, jika memang engkau berkehendak atas rasa ini maka tolong pertemukan kami dalam keadaan sebaik-baik nya yang mana kami bisa memantaskan satu sama lain, Aamiin”. Senyum kecil terbit di ujung bibir pria itu yang beranjak pergi meninggalkan Naya setelah ia membatin pada dirinya cukup lama.
Berbanding terbalik dengan Naya yang diam saja tanpa ada pergerakan lain setelah kejadian itu, cukup lama ia memandangi punggung pria itu yang semakin tak terlihat keberadaannya setelah ia pergi.
“NAYAA MASYA ALLAH, ITU MALAIKAT KAH?? KOK GANTENG KALIII”, Teriak kecil Naya yang kemudian ia tutup dengan ucapan Istighfar nya karena ia takut nantinya ia akan terus terbayang-bayang pria yang bukan Mahram nya itu.
“Ah udahlah, lagian ma ga sengaja ketemuu ih. Ngarep apa aku ini? Masa iya bisa jadi calon imam Naya hahaha, tapi Aamiin aja deh kalo pun ga sama dia bisa dapet foto copy-annya wkwk”. Cukup lama Naya berbicara pada diri sendiri yang kemudian disusul kesadarannya bahwa sudah cukup larut malam untuk sendirian di perpustakaan ini terlebih sudah mulai sepi para pengunjung.
Naya bergegas merapikan buku-buku yang telah ia baca untuk di susun kembali pada rak buku sesuai dengan judul dari masing-masing buku tersebut, setelah selesai Naya bersiap untuk pulang ke perumahannya, sebenarnya ia harus pulang ke Indonesia esok hari namun ia menunda sehari lagi untuk bertemu dengan kedua sahabatnya yakni Salma dan Chasna, karena kedua sahabatnya itu belum bisa pulang ke Indonesia disebabkan akan melanjutkan pendidikannya di sini (Tarim).
Setelah sampai ia membersihkan diri dan berganti pakaian tidur, dan tidak lupa juga ia rutin ber wudhu sebelum tidur, selesai dari kegiatannya itu ia pun meraih ponsel nya dan menulis pesan pada grup nya yang terdapat nama Salam dan Chasna disana.
‘Para Pencari Jodoh’
Naya “Assalamualaikum gaiss, besok kita ketemu dulu yaa sebelum aku balik ke Indo, besok kita temu di pelataran Masjid Jami’ Shibam yaa, sekalian kita muroja’ah bareng”
“Jujur asli, gua sedih banget ternyata gua pulang sendirian terus kalian masih ngelanjutin disini”
Salma “Semangat ya Nayy, nanti kita kumpul lagi kalo kita udah selesai kuliah disini. Kamu baik-baik di Indo nyaa, jangan asal deket lagi sama cowo yaa wkwk”