BIDADARI

Ri Chi Rich
Chapter #4

ASAL KALIAN BAHAGIA

"Ah, tapi masa bodo ah. Aku udah laper banget. Lagian aku juga udah nggak tahan sama hausnya, Kalau ditanya aku juga cuman pengen ngambil makanan kok bukan ngintipin mereka."

 

Aida sudah menentukan apa yang dia inginkan.

 

Dia juga sudah melipat sajadah dan mukenanya hendak keluar

 

Tapi

 

dreet dreet dreet

 

Handphonenya yang bergetar segera mungkin membuat dirinya mendekat ke sana dan sesuai dengan dugaannya.

 

"Nomor ibu."

 

Bibirnya berbisik lirih.

 

Ingin rasanya dia tidak mengangkat telepon yang kini bergetar dan membuat bunyi berderik di meja kayu. Tapi apakah ibunya tidak akan khawatir kalau dia tidak mengangkatnya?

 

Aida: Assalamualaikum Bu?

 

Lingga: Tuh kan Bu kataku juga mba Aida pasti nggak ngapa-ngapain, bener kan kita telepon aja pasti diangkat kok.

 

Ratna: Hus, Lingga, mbakyu-mu baru saja mengucapkan salam bukan dijawab dulu waalaikumsalam. 

 

Lingga: Hehe, itu salamnya udah Ibu jawab kan? Jawab salam itu kan fardhu kifayah, soalnya kan salamnya diperuntukkan buat kita dan ini juga teleponnya kan aku loudspeaker

 

Senyum pun tersemat di bibir Aida ketika mendengar adiknya yang sedang membela diri dari omelan ibunya

 

Aida: Ibu menelepon ada apa? Jelas aku angkatlah kalau telepon Ibu.

 

Lingga: Ini lho Mba, Ibu dari tadi khawatir sama mbak Aida tapi nggak mau telepon katanya takut ngeganggu yang lagi berduaan.

 

Aida: Ibu nggak usah khawatir. Mas Reiko nggak akan marah kalau ibu mau telepon lagian aku juga dari tadi sibuk beres beres baju aja Bu. Soalnya nggak enak kalau apartemennya mas Reiko jadi berantakan. 

 

Lestari: Mbak Aida sekarang tinggal di apartemen? Berarti bisa lihat gedung-gedung tinggi dong?

 

Aida: Iya. Di kamarku jendelanya besar banget terus bisa ngeliat gedung-gedung tinggi. Sekarang banyak lampu-lampu di gedung-gedung itu yang udah nyala.

 

Lestari: Wah bagus banget. Pasti apartemennya bagus ya Mbak?

 

Aida: Iya. Sama kayak di sinetron yang suka ibu tonton itu. Barang-barang di sini juga semuanya barang-barang modern, canggih-canggih. Aku mau cuci tangan aja nggak harus pegang kerannya. 

 

Arum: Berarti kayak di bioskop-bioskop 21 itu ya Mbak? yang kalau kita mau cuci tangan tinggal taruh di bawah keran airnya ngalir sendiri?

 

Aida: Iya bener, Rum. Pintu rumahnya juga udah nggak pakai kunci cuman masukin pin aja.

 

Arum: Wah keren banget. Harusnya tadi kita mampir dulu ke sana supaya aku bisa lihat rumah orang kaya di Jakarta itu kayak gimana.

 

Lingga: Ah kalian berdua ini norak. Nanti kalau aku udah jadi pilot aku bikinin rumah buat ibu yang kayak gitu.

 

Lestari: Emang gaji pilot itu gede ya Mas?

Lihat selengkapnya