"Aduh aku kesiangan!"
Biasanya Aida bangun itu di jam tiga. Tapi tadi malam dia tidur terlambat karena harus menyiapkan makan malam dulu untuk Reiko.
Saat ini dia terburu-buru masuk kamar mandi karena sudah lewat dari jam empat pagi.
"Allahu akbar!"
Kalau tidak sedang mengalami menstruasi, tentu saja Aida selalu bangun malam untuk solat Tahajud.
Tapi kalau sedang halangan, dia tetap bangun jam segitu hanya untuk berdzikir saja dan duduk beriktikaf di dalam kamar sambil berdoa sampai jamnya untuk menyiapkan sarapan pagi.
Seperti sekarang setelah menyelesaikan solat sunnah yang rutin dilakukannya di malam hari, dilanjut dengan solat subuh, barulah setelahnya ketika jam sudah menunjukkan hampir pukul setengah enam, Aida baru keluar dari kamarnya untuk menyiapkan sarapan pagi.
"Selamat pagi,"
"Selamat pagi, Pak."
Cukup kaget juga Aida melihat sesosok pria yang memang sedang sibuk dengan aktivitasnya di dapur.
Ini lebih cepat dari yang biasa Aida lihat.
Biasanya dia turun hampir jam enam pagi. Kali ini sangat cepat. Bahkan mendahuluinya
"Jadi Bapak sudah siapkan sarapan pagi sendiri?"
Melihat makanan yang sudah disiapkan di piring oleh Reiko, tentu saja Aida paham apa yang sedang dilakukan pria itu.
"Iya. Nih makan!"
"Lho ini buat saya?"
Malah Aida diberikan piring tapi dia belum berani mengambil piring itu. Masih bertanya ulang.
"Hmm." Reiko mengangguk sambil membawa gelasnya menuju ke meja makan.
"Duduk sini. Kamu bisa makan makananmu di sini aja."
"Butuh teman ngobrol karena tidak ada yang bisa diajak bicara pagi-pagi?"
Aida menerka-nerka saja sambil melangkahkan kakinya menuju ke tempat duduk yang tadi disarankan oleh Reiko. Tenang dan kalem seperti biasa tanpa ada emosi yang bisa terbaca di wajahnya.
"Nggak juga sih," ucap Reiko setelah dia menaruh gelas tehnya.
Mereka berdua duduk di meja makan yang sebenarnya meja makan berbentuk bulat. Aida duduk diselingi oleh dua kursi dari tempat Reiko duduk.
"Kebenaran aja tadi aku laper, hoaam …." Setelah bicara Reiko menutup mulutnya dulu karena tadi dia menguap.
"Jadi aku ke dapur dan nyiapin makanan. Kebeneran aku inget di apartemen ini masih ada satu manusia lagi, jadi sekalian aja aku buat!"
"Makasih ya Pak," jawab Aida sebelum dia diam sejenak dan mengusap wajahnya baru dia memakan makanannya dan ini pun dilirik oleh Reiko sesaat sebelum dia juga mengambil gelasnya untuk menyeruput teh paginya
Dreet dreet dreet