Seumpama bidak-bidak di atas papan catur: setiap manusia lahir ke dunia dengan sebuah ketetapan. Sebuah takdir yang tiada seorangpun mampu mengubahnya.
***
Bandung, 1994
Umurku menuju tiga tahun dan Naka enam tahun. Kami berdua tidur di dalam satu kamar, aku di dalam tempat tidur box bayi besar dari kayu yang memiliki pagar tinggi di setiap pinggirnya lalu di seberangku terdapat tempat tidur Naka. Aku punya sebuah boneka yang selalu kubawa kemanapun aku pergi. Sebuah teddy bear berwarna putih, Luna namanya.
Setelah Mami menutup pintu dan mengucapkan selamat malam, aku mulai memanjat tempat tidur membawa Luna. Sejak mulai ahli memanjat pagar, aku selalu pergi tidur bersama Naka.
“Niki, kenapa kamu nggak suka tidur di kasur kamu sendiri sih?” Naka mengeluh, nampak terganggu karena menjadi sempit tempat untuk merenggangkan badannya yang gempal.