Gema menatap luas lautan, sudah lama ia tidak menikmati ketenangan seperti itu. Meskipun telah bertemu dengan seseorang yang dirindukannya, namun hatinya masih gelisah. Semakin jauh waktu berjalan hatinya semakin ragu, dan keraguan itu yang membawanya datang mengunjungi Arum.
“Kak...” Arum berjalan mendekatinya. “Aku kira ke mana.”
“Pagi-pagi di sini menyenangkan sekali ya.” Gema memalingkan wajahnya – kembali menatap lautan luas.
“Iya, makanya aku ingin pulang, ini adalah salah satu alasannya.” Arum berdiri di samping Gema, kini mereka menatap objek yang sama.
“...dan janji kamu padanya?” gumam Gema datar.
Arum menggigit bibirnya – merasa tidak enak hati, “Janji dua orang sahabat.” Arum mengulas senyum, sekilas mencuri pandang pada Gema. “Selain dari pada itu, orang tuaku tidak ingin aku jauh-jauh Kak.”
Gema masih bergeming, matanya masih tertuju pada gulungan ombak di depannya, suara Arum seperti tersapu angin. Gema tidak bodoh, selama ini dia hanya membohongi dirinya sendiri.
“Kakak nggak lagi berpikir aku sama Biru...” Arum menggantungkan kata-katanya, Guru bahasa Indonesia ini kehilangan kosa kata yang tepat untuk mengutarakan perasaannya.
Gema menoleh, “Semuanya hanya hati kamu yang bisa menjawabnya.” Seperti biasanya, dia tak pernah luput dari senyumnya.
Sungguh Arum merasa bersalah, dia tahu Gema mulai merasakan jika hatinya tak sepenuhnya untuk Gema. Mau bagaimana lagi, perasaan itu sudah tertanam jauh sebelum ia mulai membuka hati untuk Gema.
“Jangan pernah terbebani.” Gema menatap Arum dengan tatapan yang tidak mengintimidasi sama sekali.
“Ya.” Hanya itu yang terlontar dari Arum.
“Kakak harus segera pulang Rum.” Gema mengedarkan pandangannya, sekali lagi menikmati keindahan di sana.
“Ya. Ayo pamitan sama Bapak dan Ibu.”
“Kamu jaga diri baik-baik ya di sini.” Gema mengusap puncak kepala Arum dengan penuh kasih.
“Kakak lupa di sini aku sama orang tuaku?” Arum menggelengkan kepala seraya tersenyum menanggapi sikap kekasihnya itu.
“Hemm, kalau gitu jaga hati. Karena Bapak sama Ibu nggak bisa tahu bagaimana hati kamu.” Gema mencubit pipi Arum – gemas.