^^KILAS BALIK^^
Senja mulai menjelma menjadi temaram. Tirai malam segera turun. Arum masih berkutat dengan perkuliahannya. Perkuliahan hari itu sedikit molor karena dosennya terlambat datang.
“Pacar kamu bakal jemput?” Tanya Oka, teman sekelas Arum, anaknya cukup cerdas, hampir menyaingi Arum, laki-laki yang berkacamata itu cukup baik dan bersahabat dengan Arum.
“Biru? Dia temanku Ka.” Arum masih sibuk mencatat, namun telinganya masih bisa mendengar ocehan-ocehan Oka sedari tadi.
“Temen? Aku juga temen kamu, tapi beda Rum, aku itu cowok. Aku tau banget gimana pandangan seorang cowok sama cewek yang dia sukai.”
Arum tidak menjawabnya, dia hanya tersenyum kaku.
“Rum, emang kamu gak suka sama dia? dia kan cakep.” Oka masih mendesak Arum untuk sebuah pengakuan.
“Kamu mau tidak Ka jadi pacarku?” Arum bertanya tanpa menoleh pada Oka. Sesekali dia melihat ke papan tulis, lalu kembali mencatat.
“Kamu serius Rum?” Oka terlihat semringah sorot matanya berbinar-binar meski ada ragu dalam hatinya tentang perkataan Arum.
“Gak Ka?” jawab Arum Singkat. Tangan kanannya masih sibuk mencatat.
“Kamu ini Rum, bercandanya suka bikin hati berbunga-bunga.” balas Oka dengan nada kecewa, matanya menatap Arum yang tersenyum puas.
“Maaf aku lupa bilang ‘Andai’ tadi.” Arum terkekeh. Berhenti dari kegiatan mencatatnya. “ Anggap kita jadian, lalu kita putus. Apa hubungan kita masih bisa seperti ini?” Arum tersenyum, melanjutkan kegiatan mencatatnya.
“Hemm…aku pikir kamu naksir aku beneran. Iya juga sih. Intinya yang aku tangkap kamu gak mau jauh dengan Biru kan? haha”
Arum tertegun sejenak dengan perkataan Oka. Pikirannya menerawang, suara hatinya seakan meng-iya-kan ucapan Oka. Tak ingin semakin jauh menggali perasaannya Arum segera merespon perkataan Oka.
“Pasti, aku gak mau jauh dari sahabat-sahabatku Ka. Termasuk kamu.”
“Diplomatis sekali jawabanmu Rum. Haha... cari aman kamu”
Arum dan Oka menahan tawa mereka sebisa mungkin. Baru saja Arum mau menimpali Oka, tiba-tiba dosen berbicara untuk mengakhiri sesi pertemuan hari ini, karena waktu sudah menunjukan pukul 21.20 WIB.
“Ka, aku duluan ya, takut terlalu malam.” Arum merapikan buku-bukunya, dan Oka masih sibuk mencatat, dia banyak tertinggal karena kebanyakan bergosip.
“Hey Rum, ini sudah malam biar aku antar kamu, tapi tunggu aku beres nyatet ini dulu. Sebentar kok.”