***
Kembar tidak berarti sama. Memiliki rupa yang agak mirip justru membuat mereka berbeda. Bill terlahir sebagai anak yang tampan, baik, dan penurut. Sementara All menjadi anak yang sangat jahat. Ia begitu kejam pada Bill.
"All, Bill, mana buku tugas kalian?" Noah, ayah mereka setiap hari memantau nilai sekolah mereka. Sejak dini ayah mereka membiasakan hidup disiplin. Tak ada yang membutuhkan orang pemalas di dunia ini. Persaingan untuk bertahan hidup sangat sengit, kedisiplinan adalah tolak ukur dalam segala hal. Begitu kata Ayah mereka.
"Ini bukuku, Pa!" Dengan cepat All memperlihatkan buku tugasnya. Dia tersenyum bahagia, berbanding terbalik dengan Bill yang murung. All telah menukar buku tugasnya. Anak itu menyembunyikan kenyataan di balik kelicikan yang dia miliki.
Noah mengambil buku tugas All lalu membuka lembaran demi lembaran kertas buku itu. Dia tampak puas melihat hasil yang didapatkan anaknya di sekolah. Noah memberikan pujian pada putranya, All. "Kau bisa menjadi apa pun dengan nilai sempurna ini, Nak," kata Noah.
All sumringah, bahagia. Senyum lebar tak berhenti tercetak di wajah anak itu seiring buku tugas Bill mendarat di tangan ayah mereka.
Noah mengerutkan alis ketika melihat nilai yang didapatkan Bill di sekolah. Raut wajah kecewa tergambar jelas di muka pria itu. Bill menyadari apa yang akan terjadi padanya. Diabaikan untuk kesekian kali. Kasih sayang seorang ayah seolah bukan miliknya. Bill tidak akan pernah mendapatkannya.
Bill menunduk meratapi nasib buruknya. Kenapa saudara kembarnya begitu kejam pada Bill? Apa salah anak itu? Dia lahir atas kehendak Tuhan bukan kemauannya sendiri. Lalu di mana salahnya? Bill menajamkan pendengaran. Siap tidak siap dia harus mendengar perkataan ayahnya.
"Dengan nilai 4 kau tidak bisa jadi Dokter, Nak. Apa yang bisa kaulakukan dengan nilai seburuk itu? Lihat saudaramu All, selalu mendapat nilai di atas rata-rata. Setiap harinya mendapat nilai sepuluh." Ada perbedaan jelas yang terselip di dalam ucapan ayah anak itu. Yang pandai belajar dialah pemenangnya. Belajar seolah kompetisi untuk mereka berdua.
"Papa tidak mengerti denganmu, Nak. Di rumah kau sering belajar tetapi di sekolah kau mendapat nilai rendah. Papa mengatakan ini karena Papa menyayangimu. Sesuai peraturan kita, kau tidak dapat uang jajan untuk besok dan hanya dapat bekal buatan Mama. Ingat, Nak, Papa melakukan ini agar kau menjadi disiplin. Karena kedisiplinanmu akan membawamu pada kesuksesan," tegas Noah.