Seonggok tahi menggelinding, terjun bebas dari celana boxer yang baru saja kuangkat. Butuh waktu sekitar setengah menit hingga aku menyadari bahwa bulatan lonjong, lembek, dan hangat yang mendarat sempurna di jempol kaki kananku itu adalah tahi. Kotoran manusia. Saat kesadaranku yang mulai pulih, seketika itu juga cairan panas menyeruak ke kerongkongan. Muncrat begitu saja melewati mulutku yang masih ternganga. Bersamaan dengan itu, seorang pemuda masuk dan mendorongku dari belakang.
"Anjing, lu! Kenapa muntah di sini? Astaga, celana gue jadi kotor kan."
Lambungku segera mengunci pintu. Meskipun perutku masih mual, entah mengapa cairan asam tak lagi keluar. Aku termangu memandangi kekacauan di lantai. Celana boxer biru muda, cairan kuning kental berbau menyengat, serta segumpal tahi berwarna cokelat pekat.
"Kenapa malah diam di situ? Cepat bersihkan ini semua!"