BINAR ANGAN

Claudia Lazuardy
Chapter #4

MERINDUKAN MOMEN PULANG

Terik mentari pagi ini sedang berusaha menembus kumulonimbus yang kian memudar. Agaknya, hujan tak jadi turun. Sudah seminggu, aku merindukan sinar yang hangat seperti ini. Bu Halima tampak sudah siap di ruang rapat tepat pukul delapan pagi. Ia sedang duduk di kepala meja seraya menekuri layar ponsel saat aku dan staf lain beriringan masuk. Kami jarang melakukan briefing pagi. Rapat hanya dilakukan setiap memasuki hari Senin pekan terakhir, karena pekerjaan dan keriuhan kantor akan meningkat tajam setiap akhir bulan. Jadi, perlu pembahasan yang lebih signifikan.

“Ada berapa proses balik nama yang sudah jadi, Mas Arman?” tanya Bu Halima membuka pembicaraan.

“Ada delapan, Bu.”

“Punya Pak Odi?”

Mas Arman mengangguk. “Termasuk punya Pak Odi. Ada dua yang sudah jadi.”

“Alhamdulillah.” Bu Halima semringah. “Kalian yang sabar, ya. Aku sebenarnya juga tidak tahan. Tapi, dia ini klien lama, dari pertama kali buka kantor. Jadi, pasti kemari. Mbak Sekar ini yang pertama kali dikerjain sama Pak Odi,”

Mbak Sekar terkekeh seraya mengelus perut buncitnya. Usia kandungannya sudah masuk bulan ke delapan.

“Selain karena pekerjaan kita yang semakin banyak dan Mbak Sekar sudah mau cuti, akan ada dua orang baru yang masuk hari Senin depan, salah satunya ada teman Bano yang juga mau magang.” Bu Halima menoleh ke arah Mbak Hana. “Tolong rincikan jadwal semua tanda tangan seminggu ini, Mbak Hana.”

“Sudah, Bu. Besok pagi ada pencairan dua miliar.”

“Aduh! Sepagi apa?”

“Jam delapan. Semua rincian jadwal sudah saya kirim WA.”

Bu Halima mengangguk. “Terima kasih. Oh, iya. Baru ingat. SK(2) Menkumham(3) PT Jaya Perkasa Nusantara tolong dicetak sekarang, Mbak Greta. Aku bawa sekalian. Pak Wiryo juga mau ada pencairan lima ratus juta lepas zuhur.”

“Siap, Bu. Sudah saya cetak kemarin sore, sekaligus salinan akta perubahannya.”

“Terima kasih.” Pandangan Bu Halima beralih ke Deo. “Kalau begitu, kita harus siap-siap berangkat, Mas Deo.”

Rapat pagi ini berlangsung tidak lebih dari lima belas menit. Bu Halima sudah harus meluncur ke beberapa bank untuk melakukan tanda tangan pencairan kredit. Deo adalah staf yang selalu menemani ke mana pun Bu Halima pergi. Bahkan, kalau harus ke luar kota, dia juga yang paling siap siaga.

Lihat selengkapnya