Aku dan Nisma kembali mendapatkan tugas memasak untuk menu sarapan hari ini. Nisma sedang sibuk memotong tahu untuk digoreng, sedangkan aku memasak tumis kangkung. Dia melarangku memegang pisau lagi, setelah tadinya jari ini jadi tergores saat mengupas bawang.
"Udah dikasih bumbu belum, Mei?" Nisma tiba-tiba berada di sebelahku.
"Nggak tahu, " responku, dengan suara yang terdengar lemah di telingaku sendiri.
Tiba-tiba Nisma menabok pundakku, "Heh, malah ngelamun lagi nih anak. Udah gosong tuh! "
Seketika aku pun tergagap dan buru-buru mematikan kompor.
Nisma memegang kedua pundak ini dan memutar tubuhku menghadap dirinya, "Kamu akhir-akhir ini kenapa sih?"
"Nggak papa kok." Aku memaksakan senyum, meski tak berani menatap lurus matanya.
"Kalau nggak papa, nggak mungkin kamu tadi sampai tergores pisau. Kemarin malah buang sampah ke selokan, bukannya dimasukkan ke tong penampungan. Bahkan, pas kajian kitab kuning tadi malam, kamu malah bawa buku kuliah. Jurusan bisnis pula. Aneh banget deh!"
Aku memilih menyembunyikan fakta. "Cuma kecapean aja mungkin."
Nisma justru menatapku semakin intens. "Mei, Sebenarnya kita ini apa sih?"
"Maksudnya apa?" Aku menggosok punggung tangan yang sebenarnya tidak gatal.
"Kamu nggak nganggep aku sahabat ya? Kamu nggak mau cerita apa yang terjadi?" Nisma terus mendesak agar aku mau menatap matanya.
Aku menarik dan menghembuskan napas dengan lesu, "Sebenarnya... salah nggak sih kalau kita termotivasi belajar agama karena ingin mendapatkan cinta seseorang?"
Seketika Nisma melepas cekalan kedua tangannya, kemudian mundur beberapa langkah. "Sebaiknya kamu duduk dulu. Biar aku saja yang menyelesaikan semua tugas memasak hari ini. "
Aku memilih menurut, duduk di kursi yang ada di dapur, dan menutup wajah dengan kedua tangan.
Astagfirullah.... Ya Allah, ajarkan aku untuk ikhlas menerima segala ketetapan yang telah Kau gariskan untukku.
***
Gosip tentang hubungan antara Gus Azka dan Safira semakin berkembang liar di kalangan netizen. Orang-orang mulai mengaitkan setiap tindakan dan postingan sosial media mereka yang seolah-olah mirip dan saling melempar kode. Itu yang kudengar dari bisik-bisik para mahasiswi di kampus. Sudah kucoba untuk fokus pada buku materi kuliah yang akan dipelajari hari ini, tetapi suara-suara itu tak dapat dibendung, menerjang telinga tanpa ampun.
Katanya lagi, setiap foto atau postingan yang diunggah oleh Gus Azka dan Safira di media sosial langsung menjadi sorotan publik. Bahkan, setiap komentar atau emoji yang mereka gunakan dianggap sebagai kode rahasia yang mengindikasikan hubungan spesial di antara mereka.