Sebulan setelah pengumuman penerimaan mahasiswa baru.
Hari ini terlihat cerah, indahnya kota Jember yang akan menemaninya beberapa tahun ke depan bersama sebongkah harapan yang ingin segera dia wujudkan. Rumi sudah tiba di tempat menginap bersama dengan keluarganya, yaitu Ayah, Ibu, dan Adik kesayangannya beberapa jam yang lalu, dan dalam hening mereka menuju kota Jember bersama dengan penuh harapan. Harapan bahwa Rumi akan baik-baik saja untuk melanjutkan perjalanan di perantauan dan kembali pulang dengan kesuksesan. Rumi akan menjalani kehidupan baru disini.
Ibu Rumi menata semua barang yang sudah dibawa pada tempatnya masing-masing. Beruntungnya Rumi mendapatkan kos yand pemilik kosnya sangat baik, terbukti dari kedatangan dirinya dan keluarga yang disambut dengan ramah olehnya. Terdapat berbagai sajian makanan yang dihidangkan untuknya. Setelah menata perlengkapan kosnya, mereka menyantap hidangan yang ada, kemudian dilanjutkan Rumi dan keluarganya memilih untuk berjalan mengelilingi kota Jember, terutama daerah sekitar kampus sebelum keluarganya meninggalkannya --ah tidak I mean keluarganya akan kembali pulang, setelah mengantarkan dirinya dan memastikan bahwa dirinya aman di kota baru ini.
Rumi bisa menemukan alamat kos ini berkat bantuan kakak tingkat yang tidak sengaja berkenalan dengannya ketika daftar ulang. Dengan ringan hati dia bersedia mengantarkan Rumi untuk mencari kos dan inilah hasilnya, tepat sesuai keinginannya. Bagian pertama yang diinginkan seorang Rumi dalam memilih tempat kos adalah keberadaan kamar mandi di dalam ruang kamarnya, agar dia tidak perlu mengantre kamar mandi dengan orang lain nanti.
"Jaga diri baik-baik ya nak, kalo ada apa-apa disini langsung hubungi Ayah sama Ibu ya!" ujar sang Ayah untuk memastikan bahwa putrinya akan baik-baik saja di tempat baru, tempat yang jauh dari keluarganya.
"Ibu pasti merindukan kamu." imbuh sang Ibu merangkul Rumi dari samping.
Tiba-tiba adik kesayangannya memeluknya erat, "Kakak aku di rumah sama siapa kalo gak ada kakak?"
Terlihat manik mata Rumi yang mulai berkunang-kunang seperti ada sesuai yang ingin menerobos keluar, "Iya kan nanti kakak bisa pulang kalo libur semester."
"Emang kakak berani disini sendirian?" jawab adiknya yang masih manyun.
"Hehe ya berani dong." Rumi mencubit pipi adik kesayangannya itu dan berusaha menampilkan senyuman agar ia tidak membuat adiknya bersedih.
Ayah dan Ibu Rumi hanya tersenyum menyaksikan percakapan kedua anak gadisnya. Setelah ini tidak ada lagi ribut-ribut di rumah karena memperebutkan makanan. Adik Rumi akan menjadi penguasa penuh di rumah untuk beberapa tahun ke depan.
"Yasudah Ibu pulang ya?" pamit Ibu Rumi yang sekali lagi meyakinkan anaknya.
Rumi hanya tersenyum mengangguk. Dia tidak mau menangis di depan orang tuanya agar mereka tidak khawatir padanya. Mereka berjalan menuju mobil dan meninggalkan Rumi.
^^^
Malam hari terasa begitu sunyi. Rumi mengamati setiap sudut dalam kamarnya. Terdengar detak jam dinding yang berpacu bersama irama detak jantung. Dia hanya terdiam di kamar barunya dan sesekali memainkan ponsel. Tidak ada yang menarik di dalamnya. Kosong. Dia baru menyadari, kesendirian yang benar-benar sendiri sedang memeluk erat dirinya. Tidak ada lagi yang bisa dia jaili ketika dirinya bosan seperti saat masih ada di rumah. Tanpa disadari, dia menangis. Bisa gak ya, batinnya. Rumi bertanya pada dirinya sendiri. Sanggupkah dia menjalani semua ini.
Tapi inilah konsekuensi atas sebuah pilihan. Tidak pernah dia sesalkan, mungkin dia hanya perlu membiasakan diri untuk melepas perasaannya agar tidak merasa kesepian lagi. Dia hanya perlu meyakinkan sekali lagi bahwa dia akan menemukan kehidupan baru yang membahagiakan. Walau dia tahu, kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah berkumpul bersama keluarga.
Ting-tung. Tiba-tiba ada notifikasi yang membuyarkan lamunannya. Tangannya beralih mencari ponsel yang tadi dia letakkan disebelahnya. Detik berikutnya Rumi memperlihatkan keningnya yang berkerut setelah membuka notifikasi itu.
Mita
Haaiii Rumiiii, kita ospek satu kelompok looohhh
Rumi
Hah? Lo disini juga? Dapet pengumuman darimana?
Mita