87 memang sedang mencari pasangan? Pertanyaan selanjutnya, seserius apa guyonan yang dilancarkan para pria paruh baya tersebut? Jika hanya sekadar guyonan ringan sebetulnya tidak perlu terlalu dipermasalahkan, cukup diingatkan agar tidak usah terlalu berlebihan. Soalnya, hal tersebut berkaitan dengan masalah etika dan nilai kepantasan dalam pergaulan.
Memang beberapa pria, tampaknya menjadi sosok “remaja yang abadi”, mereka tidak menyadari atas pertambahan umur dan perubahan fisiknya. Umur bertambah, namun perilaku tidak beranjak menjadi lebih matang. Jika salah satu si paruh baya itu adalah pasangan ibu, maka dapat diingatkan dengan lebih serius. Ini akan terkait dengan sikap asertif ibu sebagai istri. Kalau bukan kita, siapa yang akan dapat mengingatkan pasangan kita.
Apakah ini masuk dalam kategori puber kedua? Jawabannya belum tentu, ini hanya sekadar iseng saja. Kecuali, jika mulai ‘baper” atau terbawa perasaan. Baru kita mengatakannya sebagai krisis paruh baya.
88 4 Percaya Diri Bagi Pasangan Salam Sehati, Bapak Ibu sekalian, apa kabar? Bandung masih mendung, tapi tak perlu bingung. Kita akan menghangatkannya diskusi tanpa selubung #halah.
Siapa yang usul tentang menjadi pasangan yang percaya diri? Tidak perlu ngacung, kok. Usul Anda akan jadi berkah bagi kita semua, amin.
Nah, jika sebelumnya kita berusaha untuk meningkatkan self esteem, kali ini kita akan bantu pasangan kita jadi suami atau istri yang percaya diri, percaya pada keteguhan pernikahan.
Fyi, kadang pasangan yang kokoh sekalipun pernah mengalami rasa ragu, lho.
Coba jawab pertanyaan sederhana ini: Anda merasa paling percaya diri sebagai istri atau suami ketika
89 … … … Ayo, jawab masing-masing. Bisa jawab dengan spontan? Ehehe.
Saya bisa – lha iya saya yang nulis pertanyaannya Sudah … sudah … daripada menggumamkan jawaban, berikut ini 5 cara untuk membuat pasangan Anda percaya diri – dan pada gilirannya jadi pasangan yang menyenangkan.
Sebenarnya ada 12 cara, cari sendiri lainnya. Kan masing- masing pasangan khas gayanya.1. Katakan cinta. Kita sudah bahas di kulwap pertama bagaimana menyampaikan romantisme dengan jitu. Berapa pun usia pernikahan kita, sampaikan secara teratur. Konsumsi kalsium untuk kesehatan tulang, konsumsi ungkapan cinta untuk membuatnya percaya diri.
2. Ucapkan terima kasih karena dia telah jadi pasangan Anda. Berterima kasih adalah bentuk syukur yang paling mendasar. Di sana ada pesan penghargaan, memuliakan, dan dibutuhkan.
3. Terlibatlah dalam upaya pasangan memupuk cinta.
90 Misalnya, sebenarnya suami santai saja dengan beberapa kilo bonus lemak di tubuh istrinya. Tapi istrinya ingin mengikisnya dengan alasan biar sehat (padahal alasan terdalamnya adalah pingin terlihat langsing) #kabuuur. Dukung dia, terlibatlah dengan menemaninya berolah raga, membelikannya buah dan es duren #hayyyaaah 4. Mintalah pendapatnya, minta dukungannya. Ketika Anda mendapat masalah, ceritakan kepadanya—boleh disensor jika itu ternyata rahasia negara, misalnya.
Prinsipnya, ketika mendengar keluh kesah Anda, pasangan Anda akan merasa berguna. Tapi ingat! Jangan ngeluh melulu tentang hal tak perlu – tahu, kan, maksud saya? Jika kurang jelas, hubungi tetangga.
5. Saling sentuh. Sentuhan fisik itu menguatkan rasa percaya diri pasangan. Saya tidak akan mendefinisikan batasnya. Skala 1-10 Anda boleh pilih level yang mana #uhuk. Awas, ingat, jangan sentuh bola matanya.
Bahaya! Sudah, ah. Lima sajaaa … masih banyak, sih.
91 Justru maksud saya adalah agar kita saling berbagi.
Kulwap ini adalah diskusi atas buku Parenting with Heart dan Marriage with Heart karya Elia Daryati dan Anna Farida.
Pastikan Anda memiliki bukunya.