“Ada yang masuk ke dalam dunia ini,” Asta tiba-tiba berkata sendirinya, matanya masih berkunang-kunang,
“Apa Aster masih di bawah? Ah, aku benar-benar tidak bisa beristirahat, kepalaku pening!” Asta menepuk kepalanya dengan kesal. Ia memutuskan untuk ‘mengumpulkan nyawanya’ sebelum mencoba mencari Aster. Ia mengeratkan selimut di tubuhnya lalu menggigil, memangnya ini musim apa, sih? Kok dingin banget…
Asta pun lalu memutuskan untuk mengambil segelas air hangat untuk menghangatkan tenggorokannya dan tubuhnya yang terasa begitu dingin,
“Anak itu apa tidak bosan dari tadi baca buku?” Asta kembali bermonolog dan menenggak air hangat tersebut, lalu mulai berjalan menuruni tangga,
“Hei, Aster?” Asta mencoba memanggilnya, seraya menahan kantuknya.
“Aku di sini,” Aster menjawab dengan pelan, Asta pun menghampirinya dengan selimut yang masih tersampir di bahunya.
“Oh, sudah bangun?”
“Kalau sudah bangun aku tidak akan ada di sini,” Asta menjawab, Aster memutar bola matanya dengan malas, rasanya ia tidak bisa memenangkan debat melawan Asta. Padahal soal debat, Aster selalu menang, siapapun lawannya (kecuali ibunya),
“Kenapa nggak tidur, sih?!” Aster menutup bukunya dengan agak kasar, Asta berjengit melihatnya, mengingat bahwa buku itu termasuk buku tua yang ia miliki, teramat rapuh, dan bisa sobek kapanpun, semoga tidak rusak…
“Ada orang yang masuk ke dalam dunia ini, dan itu langsung membangunkan aku, aku tidak bisa tidur setelah itu, biasanya,”
“Jadi, saat aku masuk ke sini, kau langsung menyadarinya?” Aster bertanya dengan penasaran, Asta menganggukkan kepalanya dan rambutnya bergoyang sesaat ia menganggukkan kepalanya,
“Dan kau tahu aku ada di mana?”
“Aku kebetulan sedang lewat,”
“Jadi, kalau kau tidak lewat, kau tidak akan tahu kalau aku ada di sana?”
“Ya, itulah mungkin alasan kau menunggu agak lama. Aku hanya mendapat ‘informasi’ kalau ada orang yang masuk ke sini,”
“Kalau begitu, kenapa kita tidak mencarinya?”
“Tempat ini luas, dan tidak pernah berhenti bergerak, itulah mengapa tempat ini butuh penjaga. Aku tidak bisa pergi terlalu lama,”
“Bagaimana kalau orang itu adalah orang yang mau menemuiku?”
“Maka dia akan menemukanmu, dia akan menemukan jalannya, tidak usah khawatir,”
“Tapi kenapa langit semakin gelap?” Aster bertanya dengan frustasi, Asta lalu tersenyum dan menghela napasnya,
“Waktu kita sudah menipis,”
“Tapi-“
“Tidak usah dipikirkan, kamu akan pergi dari sini sebelum hari berganti,”