"Tugasmu sudah selesai, nak…" Sang Penuntun berbisik selagi berjongkok di sebelah tubuh Sang Penjaga yang terbaring di tepian sungai, Sang Penuntun tersenyum sedih, kehilangan salah satu penjaga terbaik dari tempat ini,
"Pergilah, kamu bebas dari tempat ini," Sang Penuntun berkata dan menyentuh dahi Sang Penjaga, mengamati bagaimana tubuh yang penuh dengan lebam itu pelan-pelan memudar dan hilang dari pandangannya.
"Hiduplah dengan bebas, kamu sudah terlalu lama terkekang dalam sangkar ini."
Dengan perkataan itu, Sang Penuntun mengayunkan tangannya, membuat semua yang sudah hancur di sekitarnya kembali terbentuk menjadi sebuah hutan, menyusun kembali pondok yang sudah rata dengan tanah menjadi sebuah rumah yang utuh kembali.
Setelah itu semua selesai, Sang Penuntun pun tersenyum dan melangkah meninggalkan tempat ini, bersenandung sambil berjalan-jalan, merenungkan siapakah sosok yang patut menggantikan tahta Sang Penjaga.