Bintang

Jaybea
Chapter #3

#3

Lylia masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar tadi, dirinya tidak bisa bertahan untuk tetap berada di sana. Akhirnya Lylia berlari menuju kamarnya dan mengunci pintu kamar. Lylia langsung melemparkan diri ke atas tempat tidurnya dan memejamkan mata, Lylia berharap bila terbangun nanti semua yang ia dengar tadi tidak nyata.

"Tok, tok, tok".

Lylia terbangun dari tidurnya, karna suara ketokan di pintu.

"Lylia bangun sayang, mama sudah siapkan makan malam!", kata mama, dari balik pintu.

Lylia melirik jam beker yang berada di atas nakas menunjukkan pukul 7 malam.

"Heem… Iya ma", kata Lylia, malas.

"Cepat turun, mama tunggu!", kata mama, lalu pergi dari pintu kamar Lylia.

Lylia berusaha membuka matanya dan mengumpulkan kembali kesadarannya, meski ia masih setengah sadar Lylia berusaha turun dari tempat tidur lalu berjalan menuju kamar mandi. Usai mandi dan mengganti pakaiannya ia langsung turun ke ruang makan. Lylia melihat mamanya yang sudah makan.

"Katanya mau tungguin Lylia?", kata Lylia, cemberut lalu duduk di salah satu kursi.

"Kamu lama, mama sudah lapar", kata mama santai "Tadi siang kamu kemana saja kok nggak pulang-pulang?".

"Tadi Lylia makan sama Dewi dan Rian dulu ma", kata Lylia, sambil mengambil makanan yang sudah di siapkan mama di atas meja, ke piringnya.

"Kenapa nggak kabari mama dulu, mama kan jadi khawatir!".

"Hehehe, lupa ma, maaf".

"Jangan diulangi lagi ya!".

"Iya ma, Lylia kalau pulang telat lagi pasti kabari mama dulu".

"Ya udah, sekarang kamu cepat makan, nanti keburu dingin!".

"Iya ma", kata Lylia, lalu memakan makanan yang ia ambilnya tadi.

***

Usai makan malam Lylia keluar rumah dan duduk di kursi panjang yang ada di taman depan rumahnya. Lylia menikmati udara malam yang dingin.

"Tok, tok, tok".

Terdengar suara ketokan di pintu gerbang, tapi Lylia tidak melihat ada orang di sana. Lylia cuek saja mungkin ia salah dengar.

"Tok, tok, tok".

Suara ketokan itu terdengar lagi. Lylia merasa merinding sebentar tapi akhirnya ia memberanikan diri untuk mendekati gerbang itu.

"Siapa ya?", kata Lylia, sambil membuka pintu gerbang rumahnya.

Suasana di jalan sepi dan Lylia juga tidak melihat seorang pun lewat. Lylia berjalan keluar gerbang yang memang tidak ada orang sama sekali di sana.

"Tidak ada siapa-siapa", kata Lylia, berusaha berpikir positif.

Ia pun membalikkan badanya dan tiba-tiba muncul seseorang di hadapannya tanpa Lylia tahu dari mana orang itu datang.

"DOOR".

"AAHHH…", teriak Lylia. Ia merasa jantungnya berhenti berdetak.

"Hehehe, kamu kaget ya!", kata Rian.

"Kamu…", kata Lylia, lalu mencubiti tangan Rian.

"Ah, ah, aduh, sakit tahu", kata Rian, kesakitan.

"Biarin", kata Lylia, masih terus mencubit Rian.

"Iya, iya aku salah, sudah, sudah", rengek Rian.

"Nggak bakal".

"Aduh, aduh".

"Lylia kenapa kamu teriak-teriak tadi", kata mama, tiba-tiba muncul di teras rumah.

"Nih ma, Rian", kata Lylia, lalu menghentikan cubitannya.

Lihat selengkapnya