Lylia tertegun dengan wajah cowok itu yang terlihat tampan, apalagi dengan lesung pipinya yang manis. Cowok itu juga memperhatikan Lylia dengan seksama.
"Lylia kamu nggak apa-apa?", kata Rian, berjalan mendekati Lylia.
Lylia langsung sadar dengan posisi tubuhnya yang akan terjatuh dan tangannya yang masih di tahan oleh cowok itu. Lylia merasa malu dan berusaha berdiri dengan benar. Cowok itu juga melepaskan pegangannya pada Lylia.
"Apa ada yang luka?", tanya cowok itu lagi.
"Tidak ada, terima kasih", jawab Lylia, sambil melihat ke bawah, malu.
"Kamu nggak apa-apa kan?", tanya Rian lagi, yang sudah berada di samping Lylia.
"Iya", jawab Lylia.
"Lain kali hati-hati, jangan karna kamu sudah pakai helm bisa sembarangan tabrak orang!", kata cowok itu sambil tersenyum.
Lylia merasa heran dengan perkataan cowok itu dan meraba kepalanya, tenyata helm yang ia pakai untuk naik motor tadi lupa tidak Lylia lepas, karna terburu-buru. Lylia langsung membuka pengait helm itu, tapi pengaitnya tidak mau terlepas.
"Jangan seperti itu, nanti lehermu yang terluka", kata cowok itu.
Cowok itu berniat untuk membantu Lylia, tapi keduluan dengan tangan Rian yang langsung menghadapkan tubuh Lylia ke arahnya. Rian lalu mengarahkan wajah Lylia ke atas lalu membuka pengait helmnya.
"Ceroboh banget sih", kata Rian, usai berhasil membuka helm yang di gunakan Lylia.
"Hehehe", tawa Lylia.
"Kalau begitu saya pergi dulu!", pamit cowok itu.
"Eh iya, maaf tadi saya menabrak anda, dan terima kasih sudah menolong saya!", kata Lylia, sambil menghadap ke cowok itu.
"Iya sama-sama, lain kali kamu harus lebih berhati-hati ya!".
"Iya".
Cowok itu tersenyum lalu berjalan meninggalkan Lylia dan Rian, ia menuju mobil yang ada di depan kantor yang jaraknya tidak jauh dari Lylia dan Rian berdiri. Ada seorang laki-laki yang menunggu di samping mobil itu. Laki-laki itu terlihat lebih tua dari cowok itu. Laki-laki itu membukakan pintu mobil dan menutupnya kembali saat cowok itu sudah masuk, ia juga membuka pintu depan mobil dan masuk kedalam. Mobil itu pun meninggalkan kantor.
"Dasar, buat orang khawatir saja!", kata Rian.
"Memangnya aku anak kecil?", kata Lylia.
"Kalau kamu nggak lari-lari kayak anak kecil, nggak mungkin kamu menabraknya!".
"Aku kan nggak sengaja".
"Ya tetap saja salah, kan kamu yang nabrak duluan".
"Iya, iya maaf".
"Haa…", Rian hanya bisa menghela nafas.
"Hey siapa yang parkir motor di sini!", teriak security, di dekat motor Rian.
"Aduh mati aku!", kata Rian, lalu berlari ke arah motornya.
Sesampainya di dekat motornya Rian langsung ditegur oleh security dan diomeli habis-habisan. Lylia hanya diam saja melihat Rian yang terlihat tak nyaman diomeli oleh security itu.
"LYLIA!", teriak papa, dari dalam kantor.
Lylia melihat papa berlari kecil menghampirinya.
"Oh ini pa, berkasnya", kata Lylia, sambil memberikan berkas yang ada di tangannya.
"Terima kasih, sayang", kata papa, sambil menerima berkas itu dan melihat isi berkasnya "Kamu sama siapa kesini?", tanya papa, masih melihat berkas di tangannya