Bintang Berkabut

Syamsiah
Chapter #23

Keputusan Besar #23

“Karakter kamu yang mudah tersulut emosi itu yang membuat Dion bisa mengguna-guna kamu,” ucap kiai Solihun.

“Jadi benar saya diguna-guna Dion? Padahal kan saya rajin hadir majelis?”, tanyaku bingung.

“Kalau metafisika itu yang dilihat energinya. Saat itu energi kamu selaras dengan energi guna-guna itu. Banyak orang yang shalat tapi hakikatnya mereka hanya nungging-nungging saja. Mereka tidak paham makna shalatnya. Padahal, shalat itu musti ada hasilnya dalam kehidupan sehari-hari. Kamu tahu kan, shalat itu untuk apa?”, jelasnya.

“Mencegah perbuatan keji dan mungkar,” jawabku terbata-bata.

“Selama ini kamu gimana dengan shalat kamu?”, tanyanya lagi.

“Ya sejak menikah dengan Dion, shalat saya mengalami kemundurun yang sangat pesat, kiai. Dulu saya bisa meresapi rasanya shalat bahkan terasa sedang berdialog dengan-Nya. Sekarang malah bawaanya buru-buru aja,” jawabku mencoba mengintrospeksi diri.

“Nah, itu saja sudah menjadi refleksi buat kamu. Kamu jadi kesulitan bertemu dengan-Nya di saat shalat,” tambahnya.

“Kalau dulu, pas masih belum menikah, kenapa ya saya sepertinya ga bisa dekat dengan laki-laki lain. Padahal kan saya juga pingin mengenal laki-laki lain. Baru laki-laki lain ada yang coba dekat dengan saya pas Dion ucap kata putus. Dan herannya, ini berulang pa kiai. Setiap Dion mengucap “putus”, selalu begitu,” tanyaku penasaran.

“Ya itu biar kamu ga bisa didekati laki-laki lain lah. Biar kamu berpikir kalo dia adalah jodoh kamu. Padahal itu mah permainan dukunnya. Dibuat seakan-akan alami. Tapi kamu berasa kan, kalo itu ga alami? Begitu terucap kata "putus", tali ikatan itu lepas. Makanya ada lawan jenis yang mulai mendekat ke kamu lagi”

“Iya pa kiai. Kayak ga wajar aja. Masa saya yang sebelum kenal dia masih ada laki-laki yang mendekat. Begitu sama dia, sama sekali ga ada yang mendekat,” aku merenung di hadapan kiai Solihun.

“Tapi dia di rumah rajin. Sehari-hari kan dia yang masak,” kembali aku mengungkapkan keherananku.

“Ya justru dia mengambil alih masalan biar bisa memasukkan garam dari dukunnya di masakan itu. Jadinya sejahat apa pun dia sama kamu, kamu tetap turuti kemauannya,” jawab kiai Solihun.

“Oh, pantas, pas aku masak malah dikomplain. Rupanya itu cara dia untuk mengambil alih,” ucapku.

Lihat selengkapnya