Bintang Di Langit Abu-Abu

kndln
Chapter #23

Perayaan Bulan Bahasa

Andre kembali tidur setelah mengiyakan ajakan Naya untuk tampil musikalisasi bareng Gita. Naya sangat senang tidak percaya mendengar itu, ia berterima kasih dan langsung pergi lalu Andre tersenyum tipis karenanya. Entahlah, walaupun tidak dekat dan tidak terlalu kenal, tapi Andre merasa Naya punya ingatan tersendiri yang melekat dibenaknya.

Maret, 2015. Andre duduk di kursi depan ruang kepala sekolah sementara Ayah Ibunya sedang urus dokumen perpindahan. Sebenarnya ia sudah nyaman berada di pesantren tapi entah kenapa Ibunya minta ia pulang dan melanjutkan sekolah yang sangat ia benci itu. Selain karena ada Juna, Andre menilai orang-orang didalamnya juga aneh, seperti seorang cewek yang jalan melintasinya sambil membicarakan soal matematika pada lantai koridor, membahas sudut, jarak langkah, diameter, waktu, lengkap dengan penjelasan rumusnya dan cara penyelesaiannya. Sampai pada hari pertama datang sebagai siswa baru, Andre melihat si cewek matematika itu lagi di ruang kepala sekolah, namanya Naya, katanya siswi berprestasi dan pintar, diminta membantunya belajar kalau tertinggal, sampai situ Andre percaya kalau Naya memang pintar dari apa yang sudah ia lihat kemarin, untuk itu ia tersenyum saja, lucu, ia datang ke sekolah saja terpaksa, siapa yang mau mengejar pelajaran tertinggal. Awal masuk sekolah, Andre memang merasa kehadirannya cukup membuat ramai karena beberapa kali ia mendengar banyak orang membicarakannya dan itu sangat berlebihan. Andre merasa dirinya tidak seperti yang orang nilai. Untuk itu ia hanya akan mengabaikan setiap orang yang datang mendekati, bicara penuh basa basi yang Andre yakin menyimpan banyak sandiwara didalamnya. Tapi lama-kelamaan rasanya sangat muak bahkan semakin muak ketika ia harus ketemu Juna yang melihatnya namun melewatinya begitu saja seperti tidak kenal, Andre hanya terkekeh, baguslah, mereka memang harus begitu. Andre mengabaikan hampir semua orang, ia hanya akan bicara pada orang yang ingin ia ajak bicara saja, itu kenapa saat Naya menyapanya berkali-kali, Andre selalu abaikan karena ia tidak ingin bicara juga. Bahkan kalau saja Naya tidak menabrak dan membuat gitarnya rusak, Andre tidak akan bicara juga apalagi setelah itu datanglah Juna membela Naya, Andre pikir Naya pacarnya Juna tapi ternyata bukan. Melihat dan mendengar apa yang Juna bilang, emosi Andre semakin memuncak yang akhirnya ia banting lagi gitarnya, bagus kalau semakin rusak, tapi ternyata tidak rusak karena Naya memperbaiki dan memberi gitu itu di depan kelas. Andre menerima dan cukup menghargai sikap tanggungjawab Naya walaupun sebenarnya ia sudah tidak butuh gitar itu lagi karena pernah dipakai Juna saat SMP. Itu kenapa, Andre kembali kesal saat Naya bilang Juna yang memperbaiki gitar itu. Rasanya Andre mau banting gitar itu lagi tapi ia tahan karena ia lebih penasaran ada hubungan apa Naya dengan Juna. Naya bilang teman tapi Andre melihatnya lebih dari teman. Naya menjelaskan Juna itu suka dengan teman dekatnya namanya Mira. Andre tahu nama itu karena cukup sering dibicarakan oleh teman kelasnya, cewek paling cantik di sekolah, banyak yang suka termasuk Juna. Andre rasa cukup sampai situ urusannya dengan Naya, ia cukup berterima kasih karena Naya memberitahukan hal-hal yang cukup membuatnya semangat untuk datang ke sekolah, yaitu mendekati Mira dan membuat Juna marah lalu patah hati. Namun bagaimana kalau suatu hari Naya melakukan hal yang tidak terduga, membuat surat cinta untuknya lalu menempelkannya di mading, semua orang jadi ramai meledek dan menjodohkan. Jujur, Andre baca surat itu juga dengan rasa tidak percaya kalau Naya cewek seperti ini dan saat Naya datang, pandangan Andre justru melihat ke Mira, ingin membuat Mira percaya bahwa pendekatan mereka sungguhan, Andre langsung menolak Naya. Selang beberapa jam dari kejadian itu, tetiba Mira kirim pesan menjelaskan bahwa surat cinta Naya itu tidak benar, Gita yang minta Naya buat surat itu dan Mira sangat yakin kalau Gita juga yang sengaja tempel surat itu di mading untuk buat Naya malu. Saat itu, Andre bingung karena bukankah mereka bertiga adalah teman. Mira katakan kalau mereka tidak sedekat itu dan menceritakan bahwa Naya memang menyukai Andre sejak awal Andre datang tapi biasa saja. Gita yang menggebu-gebu dan karena ia agak tidak suka pada Naya karena Naya pernah dekat dengan pacarnya, Ruben. Mira yakin kalau Gita sengaja menjebak Naya untuk membuat Naya malu, jadi Andre tidak perlu pikirkan Naya atau surat cinta itu, ini hanya masalah pribadi Naya dan Gita. Andre terdiam tidak balas lagi, entah kenapa ia jadi kesal pada Gita. Selama jam pelajaran berlangsung, Andre jadi kepikiran Naya karena ia memang yakin Naya bukan cewek seperti itu. Andre merasa bersalah dengan sikapnya di mading, itu kenapa ia tanya teman mejanya tentang Naya termasuk minta nomor handphone Naya yang direspon ketawa karena selain mereka tidak punya dan mereka yakin tidak ada orang yang punya kecuali guru-guru, mereka menilai Andre mulai suka pada Naya, Andre tidak membenarkan dan menghentikan obrolan. Andre pikir ia hanya mau minta maaf saja, itu kenapa pulang sekolah, ia tunggu Naya di halte karena kalau di lapangan terlalu ramai. Namun bagaimana jika tetiba Naya pulang bareng Juna, boncengan melintasinya begitu saja. Andre terkekeh melihat itu, ia rasa ia tidak perlu minta maaf. Lalu, pikirannya jadi terganggu saat beberapa hari setelahnya, ia sering lihat Naya bersama Juna, di koridor, lapangan, tangga bahkan Andre pernah lihat bagaimana Naya teriak memanggil Juna dengan senangnya lalu lari menghampiri. Andre terkekeh menilai itu sangat norak dan jadi kesal sendiri dan menyebalkannya itu di rasakan sering kali. Andre menyakini, kalaupun ia merasa kesal itu karena penggemarnya berkurang satu, jadi ia tidak suka melihat Naya dengan Juna apalagi saat tahu Naya bantu Juna belajar untuk ujian. Andre mau marah tapi melihat Naya membela Juna, membuatnya sadar ternyata Naya menyukai Juna lalu Andre semakin membenci itu, benci karena hidupnya tidak seberuntung Juna. Kenapa Naya jadi berpihak pada Juna, bukankah dulu menyukainya? kenapa jadi menyukai Juna? Saat Mira mengirim pesan sedang makan dengan Juna dan Naya di PIM lalu minta Andre datang menemani. Andre yang masih di sekolah pun langsung pergi lalu ketemu Naya di eskalator yang saat itu bilang semua sudah pulang tapi Andre justru lihat Juna dan Mira di kejauhan. Melihat Naya dan mengingat bagaimana selama ini Naya ke Juna lalu Juna bersama Mira, Andre seperti paham apa sedang Naya rasakan, Andre tersenyum tipis, entah kenapa ia merasa keadaan jadi sangat menarik, itu kenapa ia ayo kan saja ajakan pulang Naya yang berakhir dengan Juna yang datang langsung marah dan mereka pukul-pukulan. Andre terluka tapi ia merasa sangat puas memukul Juna. Keesokannya di sekolah, Andre melihat Naya dan Juna yang jalan berpapasan namun saling melewati tanpa bicara atau akrab seperti biasanya. Saat itu, Andre ada keinginan untuk bertanya pada Naya, bahkan kakinya sudah melangkah menuju perpustakaan, tapi semakin dekat, ia hanya semakin ragu yang akhirnya terhenti tidak jadi masuk karena ia merasa tidak perlu seperti ini. Andre berbalik pergi dengan berpikir tentang perasaannya pada Naya yang entahlah, kenapa jadi membingungkan. Kenapa ia harus tidak suka saat Naya dekat Juna dan kenapa ia ingin menemui saat Naya sendiri hanya karena penasaran? Andre tidak mau menyebut dirinya suka pada Naya tapi kalaupun ada penyesalan yang ia rasakan adalah, kenapa Naya harus dengan Juna? kenapa tidak tetap dengannya saja?

Mungkin, itu yang menjadi alasan kenapa Andre menerima permintaan Naya untuknya tampil dengan Gita dalam musikalisasi. Bukan karena ia bisa main gitar, bukan juga karena Gita yang bagus berpuisi melainkan karena Naya yang meminta, bagaimanapun Naya telah mengisi kekosongannya, tidak peduli dengan melibatkan siapapun tapi Andre merasa karena Naya, hari-harinya terasa hidup selama di sekolah.


Di kelas 3A, Naya langsung minta Gita untuk daftar musikalisasi puisi dengan ngos-ngosannya karena capek lari. Gita dan Mira memandang Naya bingung. Naya langsung jelaskan bahwa Andre mau iringi Gita untuk tampil nanti. Gita dan Mira tidak percaya dengar itu. Naya menyakinkan dan ceritakan pertemuannya dengan Andre. Mendengar itu, Gita jadi kesal dengan Naya karena harusnya tidak perlu sampai begitu tapi Mira langsung tarik Gita untuk, ayo daftar! Gita menolak tidak mau tapi Naya memaksa, harus mau!

Sampailah mereka di ruang osis, Naya langsung tulis Nama Andre di form pendaftaran. Gita sangat ragu dan kalau aja Naya tidak melakukan ini, ia tidak akan mau ikut, dengan siapapun itu, tapi Naya meminta dan Mira memaksa, akhirnya Gita tulis namanya. Mira dan Naya langsung bersorak senang dan memeluk Gita. Gita langsung tersenyum, entahlah, rasanya ia mau nangis. 

Bel masuk bunyi tanda istirahat usai. Semua siswa siswi kembali ke kelas termasuk Juna dan teman-temannya yang mana langkah Billy langsung terhenti di mading. 

"Eh, woy, The Canteen tampil ayok!" ajak Billy semangat saat lihat poster bulan bahasa. Semua melihat juga, Juna terdiam.

"Nih, serius kita mau debut?" tanya Tomi.

"Bosen juga sih konser di kantin mulu," ucap Aji.

"Gua gak ikut ya," ucap Juna.

"Ayo kita daftar!!!" seru Bima dan semua langsung pergi termasuk Juna yang hanya dukung semangat teman-temannya saja yang memang mau banget tampil.

Osis langsung pusing begitu Juna dan teman-temannya datang lalu semakin pusing karena sangat rusuh dan berisik perihal hanya mau daftar lomba aja.

"Yah, Bar, si Gita sama Andre tampil Bar!" ucap Billy dan semua langsung melihat kertas pendaftaraan termasuk Juna.

Yahhhhh! sorak semuanya kompak.

"Gapapa, yang penting masih ada Tomi," ucap Akbar.

Semua kembali ketawa kecuali Juna yang terus melihat nama Gita dan Andre. Billy langsung tulis semua nama The Canteen termasuk Juna yang langsung protes tidak mau ikut. Semua tidak terima karena pertama, Juna gitaris. Kedua, Juna vokalis, suara Juna bagus. Ketiga, Akbar lagi galau. Akbar langsung minta Juna tolong menghiburnya. Juna kesal tetap tidak mau, yang lain tidak peduli karena tetap mendaftarkan. Osis juga jadi kesal karena lembar pendaftaran jadi penuh dengan nama anak-anak tongkrongan bahkan sampai nama emak warung juga ditulis.

Mereka kembali ke kelas dengan Juna yang jadi kesal tapi sangat kekanak-kanakan kalau ia marah hanya karena tidak mau tampil, Juna bisa memilih tidak datang pada hari acara. Tapi bukan itu yang ia pikirkan. Juna memikirkan Naya yang ternyata benar-benar minta Andre tampil.


Ruang Musik Sekolah.

Sejak bel pulang sekolah bunyi, Naya dan Gita buru-buru keluar menuju kelas Andre untuk sekedar memberitahu nama Andre sudah terdaftar. Lalu entah gimana ceritanya, saat Andre mendengar itu, ia langsung ajak latihan. Gita kaget karena ia belum persiapkan apapun tapi Naya langsung setuju dan beginilah mereka sekarang. Gita ada di ruang musik dengan penuh kebingungan.

Andre yang sedang setting gitar langsung minta Gita jelaskan mereka harus tampil gimana. Gita jelaskan konsep yang sudah ia cari seadanya dengan sangat gugup. Naya tersenyum melihat itu lalu ia beranjak keluar, Naya rasa biarkan Gita dan Andre diskusi berdua saja, ia tidak paham tentang musik. Sampai di luar, Naya terdiam begitu lihat dikejauhan, Juna dan Mira sedang ngobrol depan mading.

Iya, tadinya Juna memang mau pulang, tapi langkahnya terhenti di mading pada poster bulan bahasa itu. Lalu tidak lama, datanglah Mira.

"Jun!" 

Juna noleh, kaget, ia kira Naya karena sedang memikirkan Naya.

"Eh, Mir."

"Belum pulang?" tanya Mira yang memang sengaja menghampiri. Mira rasa ia hanya ingin ngobrol biasa sebagai teman tapi kayanya Juna tidak paham karena mau langsung pergi.

"Eh, Jun," ucap Mira "Jangan langsung pergi--"

Juna terdiam memandang Mira, ia kan memang mau pulang. 

Lanjut Mira, "Gue gapapa yah lu nolak gue. Tapi biasa aja, gak usah gak nyaman gitu."

Juna tetiba ketawa karena ia juga biasa aja, "Emang mau apa? gua mau pulang soalnya."

"Gue lihat lu lama berdiri disini, jadi mau tanya aja kenapa, tapi kalo mau pulang, yaudah sana."

"Ha ha ha, yaudah," Juna langsung pergi.

Mira benar-benar tidak percaya lihat Juna dan tidak lama kemudian datanglah Naya yang entahlah kenapa ia jadi tiba-tiba kesal.

"Mir," ucap Naya "Tadi sama Juna?"

"Iya, kenapa? gak boleh?" tanya Mira semakin kesal karena kenapa ia jadi ngomongnya begitu.

Demi Tuhan, Naya cuma basa basi aja karena ia memang lihat Mira dan Juna sedang ngobrol entah bahas apa tapi kayanya seru soalnya Juna ketawa.

"Am, boleh Mir, gue cuman nanya," ucap Naya.

"Tadi kita obrolin bulan bahasa terus dia ajak gue buat tampil bareng, tapi gue gak mau."

Naya terdiam, ajak tampil bareng? 

"Bukannya Juna gak mau tampil di acara gitu yah Mir?" 

Mira terdiam, bahkan ia baru tahu. Entah kenapa ia jadi tambah kesal pada Naya.

"Ya, ya gak tahu, dia tiba-tiba ajak gue. Terus gue tolak dan minta dia tampil sendiri aja kalau mau, dah!" Mira langsung pergi. 

Sekali lagi Naya terdiam dengar itu. Juna, mau tampil? Sementara Mira pulang dengan perasaan kesal tapi kesal dengan dirinya sendiri karena harus mengatakan hal yang tidak benar seperti tadi. Entahlah, seberusaha apapun Mira memahami perasaannya yang tidak berbalas, ia tetap saja kesal dengan Naya yang ia rasa sangat naif, menyukai Juna tapi tidak mengakui. Itu kenapa Mira selalu kesal.


Malam harinya, saat Naya sedang belajar. Tetiba handphonenya berdering tanda panggilan masuk dan kagetlah Naya saat lihat ternyata Juna. Juna?!

Naya langsung angkat, "Halo?"

"Nay, gua mau tampil iringin Gita nanti."

Naya terdiam, kok mau?

Seharian Juna memikirkan Naya dan Andre. Selama kelas tiga ini, Juna sangat tidak nyaman dengan dirinya yang selalu dibicarakan orang dengan pandangan baik dan terkesan disukai. Entahlah, Juna merasa seperti kehilangan dirinya sendiri. Ia sangat nyaman dengan dirinya yang dulu, tidak peduli orang lain menilainya bagaimana. Untuk itu, Juna memilih tidak mau terlalu terlihat, cukup terakhir ikut cup futsal aja selebihnya Juna mau hidup dengan dunianya yang dulu yang hanya diisi oleh sekitar belasan orang aja termasuk Naya. Sekali lagi, Juna jatuh cinta pada Naya entah sejak kapan tapi ia selalu mau membuat Naya senang dengan apa yang bisa ia lakukan. Untuk itu saat Naya minta mereka menjauh, ia jauhi walaupun sulit, ia berusaha abaikan, ia bersikap tidak peduli yang akhirnya jadi sangat khawatir saat dengar Naya dihukum lalu tetap saja Naya marah dan sampai saat itu Juna memang kecewa tapi ia tidak masalah, ia tetap jaga jarak pada Naya, ia asik dengan dunianya sendiri, tapi akhirnya hanya membuatnya menyesal karena merasa ini kejauhan. Sampai Naya datang lagi dan minta hal yang sebenarnya ia bisa lakukan hanya saja ia tidak mau. Lalu jadi kesal saat Naya minta orang lain melakukannya dan semakin kesal saat tahu orangnya itu Andre.

"Katanya gak mau," ucap Naya yang tetiba teringat Mira.

"Setelah gua pikir-pikir mau."

Naya mau tanya kenapa mau, tapi yang terlintas diotaknya hanya Mira dan Juna yang ngobrol pulang sekolah depan mading, Mira minta Juna tampil dan sekarang Juna mau tampil.

"Yaudah, terserah. Gue lagi belajar, udah yah."

Naya langsung akhiri panggilan dan matikan handphone lalu menghela nafas sedih. Sedih karena orang-orang tuh tidak percaya kalau ia dan Juna memang tidak ada apa-apa. Sekali lagi kalau Juna menyukainya, kenapa tidak mengiyakan saja saat ia minta untuk tampil, bahkan kenapa harus ajak atau nanya Mira dulu baru mau tampil?! Naya kesal tutup beresin buku-bukunya dan langsung naik kasur untuk tidur yang perlahan airmatanya keluar, rasanya kesal banget.


Keesokan paginya, Naya sampai di kelas dan lihat ada Juna sedang duduk dibangkunya lagi ngobrol dengan Gita. Naya hampiri dan Juna langsung berdiri tapi Naya hanya taruh tas lalu pergi lagi. Juna tidak terlalu perhatikan karena memang sedang ngobrol dengan Gita yang raut wajahnya sudah kesal banget memandang Juna.

"Pokoknya oke yah Git! Batalin!" ucap Juna lagi.

Gita kesal, "Iya bawel! Rese lu!" 

Juna tersenyum dan pergi.


Saat jam Istirahat, Gita menemui Andre dan dengan berat hati menyampaikan kalau mereka tidak bisa tampil bareng musikalisasi. Andre tanya alasannya dan Gita langsung kesal mengingat Juna yang tadi pagi, datang-datang minta iringin Gita atau ia sebarkan Gita pernah hamil. Gita tersenyum katakan kalau ia mau tampil bareng Juna. Andre terdiam lalu mengangguk dan pergi. Gita sangat tidak enak dengan Andre karena sudah latihan. Ah, Juna sialan!!!!


Gita ajak Naya untuk temani dirinya latihan bareng Juna pulang sekolah dan Naya langsung tolak. Gita menuntut tanggungjawab Naya karena sudah minta Juna untuk tampil dengannya. Bahkan Gita kesal minta Naya berhenti melakukan banyak hal untuknya.

Lihat selengkapnya