Juli, 2015.
Libur Kenaikan Kelas.
Jika tahun-tahun sebelumnya Ayah Juna selalu ceramah untuk Juna rajin belajar, jangan malas atau pokoknya harus lulus. Tapi kali ini, tahun ini, pagi di hari libur ini, saat Juna keluar kamar justru Ayahnya menyapa penuh senyum di ruang tamu, "Pagi anakku."
Ibu yang sedang siapkan sarapan tersenyum lihat itu tapi Juna enggak, malah ia bingung.
"Aku mau ke toko," ucap Juna jalan lagi.
"Kau sudah sarapan?" tanya Ayahnya.
"Disana aja Yah."
"Kalau kau ada waktu, nanti siang ikut Ayah pergi."
"Gak ada."
"Ayah mau--"
"Aku mau beresin toko, soalnya minggu depan mau liburan bareng temen."
"Ya, yasudahlah, tadinya Ayah mau bawa kau lihat motor tapi yasudah kalau gak bisa."
Juna terdiam, "Ha? Motor?"
"Beli saja pakai uang tokomu lah."
"Ayah mau beliin aku motor?" kaget Juna.
"Ga mau."
"Ayahhhhhh!" Senang Juna langsung menghampiri Ayahnya, Ibu ketawa lihat itu.
Gita sudah siap dengan tas-tasnya diteras, ditemani Mamanya, Gita sangat berharap Mira cepat-cepat datang.
"Sampai sana hati-hati yah Git, baca doa," ucap Mama Gita.
"Iya Ma."
"Orang-orang pulau tuh masih kental sama tradisinya, jaga sopan santun, jalannya jangan pisah dari temen-temenmu."
"Iya Mama. Tuh Mira udah dateng, aku pamit yah."
Mira langsung buka kaca mobil sambil nyalakan klakson beri salam ke Mamanya Gita. Gita pamit berangkat dan segera masuk mobil Mira, mereka pergi.
"Lu lama banget Mir," keluh Gita.
"Macettt--"
"Gue males banget jawab pertanyaan Mama gue."
"Lagian bohong."
"Kalo gak gitu, gak diijinin, Eh, lu beneran gak mau ikut liburan bareng gue sama Harris?"
"Enggaklah, jadi nyamuk dong gue."
"Bukan liburan yang sekarang, tapi yang minggu depan rame-rame sama anak tongkrongan."
"Oh, ada lagi?"
"Jadi setelah gue Harris dari Bandung, lanjut liburan bareng temen-temennya."
"Wah, sibuk banget lu yah Git."
"Ayo lu ikut aja, biar gue ada temen juga."
Mira terdiam sambil menyetir, "Ada siapa aja yang ikut?"
"Temen-temennya Harris, anak tongkrongan."
"Juna juga?"
"Iya, kan dia yang ngajak liburan."
"Oh gitu, eh, ini ketemu Harris dimana?"
Selama hari libur, Naya selalu bangun siang atau lebih tepatnya bangun dengan sendirinya oleh sinar matahari dari jendela yang sengaja Bi Imah buka karena disuruh. Seperti jam 8 pagi ini, Naya baru bangun dan langsung ke toilet. Setelahnya, ia langsung keluar, ke dapur yang sudah ada Mamanya sedang sarapan.
Naya duduk ambil piring, "Mama belum berangkat?"
"Bentar lagi, kemarin Mama kan lembur, jadi mau datang siang hari ini."
Naya hanya berdehem.
"Mama mau beresin kerjaan minggu ini, minggu depan kita kan mau ke puncak."
"Asik!" senyum Naya yang saat mau ambil nasi tapi handphonenya nyala tanda ada pesan masuk dari Juna.
Naya buka pesan Juna yang mengirimkan foto motor barunya sudah datang ke rumah "Wow!" reaksi Naya karena motornya memang Wow, ducati hitam. Naya balas dengan emoji jempol.
"Nay kamu mau makan atau main hp?" tanya Mamanya.
"Eh, iya Ma," kaget Naya dan segera taruh piring lalu beranjak ke kamar "Aku sarapan nanti aja."
Mamanya terdiam melihati, Bi Imah tersenyum aja sambil bilang, "Pasti dapet sms dari mas Juna itu Bu."
"Juna?"
"Teleponan terus tiap malam."
"Hmm."
Dan memang benar yang Bi Imah katakan. Berawal dari sepulang Juna dari rumah Naya saat hari cup selesai, berawal dari lanjutan curhat tentang Naya yang tidak bisa berteman apalagi Naya yakin teman-teman Juna pasti membencinya. Juna balas pesan Naya dengan tidak membenarkan itu, mereka hanya tidak suka, tidak suka bukan berarti membenci. Naya kesal itu sama aja. Juna langsung alihkan ke topik lain daripada ia dengar Naya kesal mulu diganggu padahal teman-temannya termasuk ia hanya mau bercanda. Juna tanya penampilannya sekarang gimana? Naya bilang bagus, rapi dan lebih baik, setidaknya tidak kelihatan nakal. Juna tidak terima karena ia tidak nakal. Naya balas lagi dibanding dulu, Juna sekarang sudah berubah lebih keren bahkan Mira juga mengakui itu. Naya langsung kaget melotot tidak percaya begitu Juna tetiba telepon, jantung Naya langsung degdegan karena ini PERTAMA KALINYA JUNA TELEPON!!!!!!!
"Halo?" ucap Naya angkat nahan gemetar tangannya.
"Gimana penampilan gua?"
"O, oh, iya, itu Mira bilang penampilan lu sekarang keren."
"Ha ha ha, sebenarnya dari dulu gua emang keren, Mira aja yang baru sadar."
"Pede banget ha ha ha," tawa Naya.
"Tapi bukan itu yang gua tanya, gimana menurut lu penampilan gua?"
"Oh, ya, yang tadi gua bilang, pokoknya lu beda dari yang dulu."
"Hmm, emang dulu gimana?"
"Kaya preman."
"Masa?"
"Iya, udah gitu ke toilet cewek lagi."
"Itu gua lagi dihukum Guntur."
"Iya, iya, sekarang jangan sering-sering dihukum yah Jun, sayang peringkat lu."
"Iya sayang--"
"Iya, eh, ha? apa?" sumpah demi apapun Naya semakin degdegan, dia tidak salah dengar? sayang?
"Iya sayang, sayang peringkat gua," ucap Juna.
"Oh, iyaa," lega Naya tapi kesel, tidak tahu kesel aja karena nadanya tuh tidak gitu, ngerti kannn.
"Tapi gua gak masalah sih Nay kalo peringkat turun, kan bisa belajar lagi sama lu."
"Tapi ngajarin lu tuh masalah buat gua."
"He!"
"Ha ha ha, lu gak ngerti-ngerti yah Juna!!"
"Tapi kan akhirnya ngerti."
"Tapi kan gua harus capek banget duluu."
"HA HA HA," Juna tidak berhenti ketawa.
Obrolan terus berlanjut dengan Naya ceritakan semua kekesalannya selama belajar bareng Juna yang tidak hapal-hapal rumus, lama kalo datang, marah-marah kalo disuruh kerjain soal, kebanyakan bercanda. Juna tersenyum saja mendengarkan tanpa memotong tanpa mengakhiri.
Begitulah setiap harinya, Juna sering kirim pesan tidak jelas dan tidak penting bahkan kirim foto kegiatannya yang sebenernya Naya senang-senang aja, senang banget malah tapi kadang ia bingung harus balas apa karena ia juga tidak nanya Juna lagi apa, lagi dimana, tapi selalu dikirimin itu. Mungkin karena hari libur juga, Naya tidak ada kegiatan lain selain main handphone jadi ia balas-balasin aja semua pesan masuk termasuk dari Juna, Gita dan Mira yang suatu waktu membahas soal liburan.
Naya : [Gue gak ikut yah.]
Mira : [Ayo Nay ikut. Setidaknya kita punya kenangan liburan bareng.]
Naya : [Gak ada yang gue kenal juga.]
Gita : [Kan ada gue dan Mira loh Nay. Ada Juna. Anak-anak tongkrongan semuanya kenal sama lu.]