Bintang di Langit Biru

kare
Chapter #1

Prolog

Semua perasaanku padanya kini berubah menjadi sebuah pelajaran yang sangat berarti. Apabila tidak memahami ceritanya, belum tentu kamu dapat mengerti maksudku.

Sebelum aku membawamu lebih jauh pada cerita ini, aku ingin kamu memahami satu hal penting dari mencintai, yaitu cinta tidak dapat dipaksakan, sekalipun kamu sangat tulus mencintai seseorang. Bersamanya mungkin akan membuatmu bahagia, namun bagaimana dengannya? Di saat kamu bukanl pilihannya, maka semua kasih sayang yang kamu berikan tidak akan pernah tampak cukup baginya.

Tentu, tidak ada perpisahan yang tidak menyakitkan, terlebih ketika kita harus melepaskan seseorang yang sangat kita cintai. Namun, melepaskan adalah sebuah keharusan ketika keduanya sudah tidak lagi pada arah yang sama. Sebab, salah satu bentuk cinta yang tulus adalah dengan cara tetap menghargai setiap pilihannya meski kamu bukan orangnya. 

Aku percaya, seiring berjalannya waktu, perlahan kamu akan memahami tentang mengapa perpisahan itu harus terjadi. 

Jika mesin waktu memang ada, aku yakin kamu tentu ingin mencobanya hanya untuk kembali memutar waktu. Bukan untuk mengubah cerita, melainkan sekedar untuk mengulang dan memeluknya sesaat, sebab terkadang bukan sosoknya yang kita rindukan melainkan semua kenangan yang ada pada hari ketika semuanya masih baik-baik saja. 

Sayangnya, semua itu hanya angan belaka. Faktanya, waktu terus berjalan tanpa pernah berhenti untuk menunggu. Kita akan selalu berjalan melangkah ke depan, meninggalkan hari kemarin. Kenangan baik dan buruk akan selalu ada, tersimpan rapi di dalam hati, dan di bawah langit biru tempat kita melangkah—bersama semua kenangan yang pernah ada.

Lihat selengkapnya