September 2015.
Saatnya istirahat!, it's time to have break!
Aku mengeluarkan bekal dari tas, kebiasaan yang sudah kulakukan dari pertama kali aku sekolah.
Dari dulu orang tuaku sudah jarang memberiku uang saku, dan memang sengaja tidak membiasakannya kepadaku, katanya demi alasan kesehatan. Namun, sejak kelas dua sekolah menengah pertama aturan semacam ini mulai dilonggarkan.
Aku mulai diberi uang saku sekitar dua puluh ribu rupiah untuk dua hari pegangan dengan tetap membawa bekal, dan baru-baru ini, uang saku yang diberikan kepadaku pun meningkat menjadi lima puluh ribu rupiah dengan pemberlakuan yang sama seperti sebelumnya.
Awalnya, aku tidak tahu jika ternyata ada makan siang katering dari sekolah ini untuk setiap hari Senin sampai Jumat.
Jadi, bekal dari rumah biasanya kumakan saat jam istirahat pertama, makan katering saat jam istirahat kedua, dan sisa uang belanja dari sebagian uang saku biasanya kusimpan.
Meski, jadwal di sini begitu padat, kegiatan dan program yang diadakan sekolah membuat hari-hari yang kulalui jadi seru.
Setiap akhir pekan, selalu ada dua hari yang selalu kunanti kan, yaitu Jumat dan Sabtu, dua hari yang selalu kupenuhi dengan kegiatan ekstrakurikuler setiap sepulang sekolah.
Aku mendaftarkan diri untuk empat ekstrakurikuler sekaligus yaitu band, seni lukis, Palang Merah Remaja (PMR), dan Olimpiade biologi.
Aku menyesuaikan jadwal secara bergantian dengan membagi beberapa waktuku untuk setiap kegiatan.
***
"WOI, BINTANG HARI INI ULANG TAHUN!" Reiko berteriak dari depan dekat pintu kelas.
Suaranya yang lantang otomatis membuat semua mata menoleh ke arahku.
Aku yang sedang menikmati bekal, segera mengambil sebuah buku di atas meja, lalu menyembunyikan wajah di baliknya.
Tidak lama setelah teriakannya, seorang pria yang tidak kukenal, ikut berteriak dari arah belakang, "DEMI APA?! PUTRA JUGA ULANG TAHUN HARI INI!".
"CIEE, BARENG NIH!" Ledek semua orang.
Pikiranku makin kalang kabut. Aku bahkan tidak sempat memperhatikan siapa sosok Putra yang ia maksud, sebab yang kutahu, di kelas ini ada sekitar dua orang yang memiliki awalan nama yang sama.
"Eh, ada apa ini?! Kenapa kalian ribut?!" Suasana kelas yang tadinya gaduh seketika hening. Tanpa disadari, bel tanda istirahat telah berbunyi sejak tadi.
"Ayo, duduk! Lalu buka LKS Penjas halaman lima, sekarang!" ucap seorang guru laki-laki bertubuh tinggi dengan kumis tebal dan peluit yang menggantung di lehernya. "Catat sebagai PR, ganti baju, lalu susul Bapak ke lapangan basket."
Seisi kelas dengan cepat bergegas mengikuti instruksi. Semua murid laki-laki pergi ke toilet, sementara murid perempuan tetap di kelas untuk mengganti baju.
Setelah mengganti baju, aku dan teman-teman segera menuju ke lapangan. Siang itu terasa begitu terik. Lapangan basket yang luas telah dipenuhi oleh siswa-siswi dari beberapa kelas yang memiliki jadwal olahraga yang sama.
"Sini, cepat baris!" seru bapak itu sambil meniup peluitnya. Kami pun langsung membentuk barisan menjadi tiga bagian.
“Hehe, selamat ulang tahun ya, Ta," bisik Reiko yang tiba-tiba sudah berada di sampingku. Ia menyengir puas karena mengingat kejadian tadi di kelas.
Aku hanya bisa mengomelinya pelan, "Hush! Kamu ini selalu ada saja gebrakannya."
***
Kegiatan di sekolah hari ini benar-benar membuatku lelah. Beruntung, ibu memberiku izin untuk tidak mengikuti kursus dulu, agar aku dapat tidur dan beristirahat di rumah.
Jam berapa ini? aku mengucek mata lalu melirik jam dinding. Astaga, beneran ini sudah hampir malam??.
Aku segera beranjak dari kasur, mengambil handuk, lalu pergi menuju kamar mandi.
Mandi setelah bangun tidur adalah salah satu aktivitas yang kusuka. Bagaimana tidak, tubuh yang semula terasa berat dan malas untuk digerakkan ketika disiram air, sensasi dinginnya langsung menjalar cepat ke seluruh tubuh hingga ke ubun-ubun—membuat nyawaku seakan hidup kembali untuk kedua kalinya.
Sebelum mandi, biasanya aku membiarkan pendingin ruangan menyala di kamar, agar ketika selesai mandi, sensasi dingin yang kurasakan tidak akan hilang begitu saja.
Bloop!
Bloop!
Bloop!
Notifikasi ponsel mulai berdatangan. Kulihat sudah ada sekitar dua puluh pesan masuk dari grup LINE kelas. Isinya hanya sekedar obrolan ringan belaka. Beruntung, dari semua percakapan itu, bukan kejadian tadi siang di kelas yang mereka bahas.
Setelah membaca semuanya, aku langsung mengunci ponsel dan membuka laptop. Malam ini aku hanya ingin bersantai sebentar sambil menonton film yang sudah kutunda sejak dua hari lalu, The Hunger Games: Mockingjay (Part 1).
Film ini sebenarnya sudah dirilis sejak tahun lalu. Namun, aku baru tertarik untuk menontonnya setelah melihat teaser season 2 yang belakangan ini sering seliweran di Instagram.
Kabarnya, kelanjutan film ini akan segera tayang pada bulan November nanti, jadi aku memutuskan untuk menontonnya dari awal agar dapat lebih memahami alur ceritanya lebih dalam.
Bloop!
Baru saja aku hendak bersantai, notifikasi ponsel kembali berbunyi, mengganggu ketenanganku. Seseorang mengirimiku pesan, dan kali ini bukan dari grup kelas.
[Putra: P]
[Putra: Ada PR apa tadi siang?]