Bintang untuk Andini

Dinar sen
Chapter #2

Malam tragedi


Part 2


Seno merasakan beban di hatinya mendadak sangat berat, saat melihat langsung keadaan Bintang sekarang ini. Pemuda tampan yang tampak lelah karena harus bekerja keras. Namun, Seno berusaha mengabaikan semua itu, dia harus tetap pada pendirian semula demi Galang.


Lagipula, momen pertemuan Galang dan Bintang bisa dibilang langka. Biarlah keduanya melepas rindu sambil bercerita kehidupan masing-masing saat ini. Seno menghela napas beberapa kali, kembali berusaha berdamai dengan batinnya sendiri.


Hal itu rupanya diamati oleh Galang, yang merasa aneh dengan perubahan sikap Ayahnya. Tadi biasa saja, tapi berbeda setelah mengobrol dengan Bintang.


"Ayah, kenapa? Sakit?" Galang tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak bertanya.


Bintang dan bos pemilik bengkel langsung memusatkan perhatian kepada Seno.


Seno tersentak kaget. "Ti-tidak, Lang. Hanya sedikit pusing karena perjalanan jauh."


"Mau saya ambilkan obat, Pak?" Bintang menawarkan bantuan


"Tidak. Tidak perlu, Bin. Sudah, kamu dan Galang fokus saja dengan rencana ke jakarta dan pekerjaan baru itu."


Seno menyandarkan kepalanya di sofa, berusaha memejamkan mata sambil memijit pelipis pura-pura sakit kepala. Dia tahu Galang adalah anak yang kritis dan peka dibohongi, tapi tidak mungkin berterus terang, kan?


"Bintang, kamu tahu Mas Seno dan Galang ke sini untuk membantu kamu," ujar bos pemilik bengkel dengan hati-hati, "Benar, saya tidak keberatan kalau kamu ikut mereka.


Tinggal di Jakarta adalah impian banyak anak muda seusia kamu, Bin. Bekerja, punya gaji besar, punya rumah, lalu sukses."


Bintang hanya mengangguk pelan, tetapi tatapannya kosong. "Saya tidak tega Andini, Pak."


Deg!


Seno yang merasa nyaman bersandar sofa, langsung menegakkan posisi duduk. Andini? Gadis cantik saudara kembar Bintang itu kenapa harus dilibatkan dalam pembicaraan? 

Tidak, Seno harus tetap diam demi Galang.


Lihat selengkapnya