Part 3
Kembali siuman setelah setengah jam tidak sadar' Andini terdiam dengan linangan airmata' teringat Bintang, yang di nyatakan meninggal.
Sang ibu panti yang baru saja dari luar' kembali masuk menemui Andini di ruang rawat, dan mendapati Andini tengah menangis.
Ibu panti segera duduk di samping Andini dan menenangkan nya, Andini mencoba bangun dan memeluk ibu panti, "bunda, di mana kak Bintang bund? Antar aku menemuinya, Bunda!"
Ibu panti menangis tersedu, ia tidak kuasa mendengar tangisan Andini' terlebih, dirinya mengingat Andini tidak mempunyai siapa-siapa lagi.
"Sabar Andini. iya, bunda antar kamu, tapi kamu janji ikhlas ya! Kasihan kakak kamu, kalau melihat kamu begini Andini!"
.....
Menuruti kemauan Andini, ibu panti di temani satu Suster' mengantar Andini menuju kamar mayat dengan menggunakan kursi roda.
Andini' mencoba berdiri meski harus menahan sakit di kaki, ia menguatkan dirinya untuk melihat terahir wajah sang kakak yaitu Bintang! Setelah dirinya sampai di samping sang kakak.
Beberapa perawat laki-laki dan wanita di kamar mayat, yang hendak mengurus Bintang menunda sejenak, dan membuka sedikit kain kafan yang menutupi wajah Bintang, Andini tidak menyangka apa yang dirinya lihat bukanlah mimpi, Bintang benar-benar pergi meninggalkan nya. Mengusap pipinya meski rasa tidak tega, Andini mencoba menahan airmata meski berat, di hadapannya' sang kakak sudah terbujur kaku.
Sempat menyentuh leher sang kakak' Andini merasa janggal, namun ia tidak mengerti apa yang membuat hatinya bertanya! Yang jelas, di hadapannya Bintang telah tiada.
Menghela nafas beberapa kali, menahan tangis dan menguatkan hati, Andini tetap berharap Bintang kembali' meski sudah tidak mungkin lagi.
Tidak mau Andini terus larut dalam kesedihan, ibu panti merayunya, merangkul untuk kembali menuju kamar rawat.
Tangis Andini kembali tersedu,
"Kak Bintang, Bund!" Ucapnya di pelukan ibu panti.
Ibu panti mengusap bahu Andini, lantas menyuruh nya kembali duduk di kursi roda.
°°°°
Pagi. di pemakaman Bintang, Andini kembali jatuh pingsan' ibu panti panik, Galang yang mengikuti acara pemakaman Bintang' mengetahui itu segera membantu membopong Andini menuju Mobil miliknya.
Danu' yang juga menghadiri acara pemakaman kakak Andini' melihat Galang membopong Andini merasa cemburu, dengan segera dan cara konyol nya' Danu mendekati Galang yang memang sedikit kerepotan membopong Andini.
Danu dengan cepat memberi tawaran pada Galang untuk membantu, meski Galang tidak menjawab.
"Biar saya bantu."
Galang menatap heran, namun abai dan kembali fokus pada Andini serta membiarkan Danu membantunya. Tentu, Galang hanya tahu' dan menganggap Danu sebagai tetangga panti yang melayat.
......
Sampai di mobil Galang, Andini di dudukan' ibu panti yang mengikuti' segera memberi minyak terapi pada Andini.
Sementara' Danu tetap melihat Andini meski Galang terheran di buatnya.