Sembari menikmati makanannya' Yolanda hanya menanggapi dengan biasa.
"Hemh, cuma mirip kan? Kamu ini. Udah deh, habisin dulu makanannya! nanti keburu masuk jam kerja lagi lo!"
Galang kembali melanjutkan menyantap makanan nya.
Ia tak menyangka selama ini ada artis yang mirip dengan Bintang.
Tetapi, berpikir soal kecelakaan yang dialami Ferry' Galang semakin penasaran.
Menatap sekilas pada Yolanda, Galang ragu untuk bertanya kembali. Ia pun memutuskan untuk mencari tahu di media.
°°°°
Pertama kali ikut dengan Ana' Andini sedikit kebingungan di rumah besar bak istana milik Hera dan Sultan.
Berjalan menuju taman hanya sekedar ingin melihat-lihat suasana rumah orang kaya' Andini justru di suguhi pemandangan yang tak enak.
"E-ibu Hera? Kok sama laki-laki lain?" Batin Andini.
Tidak mau ketahuan mengintip, Andini kembali menemui Ana di ruang pribadi Sultan.
Dengan sedikit gugup ia terus berjalan dengan fikiran yang terus terbayang hal yang baru saja terjadi' melihat Hera berpelukan dengan laki-laki lain.
"Astaga ... Kacau sekali pikiranku, kenapa aku harus melihat itu!" Andini bergumam sendiri sembari berjalan.
Hingga sampai di samping tangga, Andini berpapasan tak sengaja dengan seorang wanita yang tak lain adalah Senalia.
Bruk!
Prang!!!
"Arghhh.... Aduh, kaki aku! Aw... Kamu iniiii! Siapa si kamu...! Kalau jalan lihat-lihat kenapa si!"
Teriak Senalia kesal' tubuhnya terjatuh dan menyenggol vas bunga, yang terpajang di samping tangga.
Andini ketakutan, ia seketika minta maaf dengan segera.
"Ma ... Maaf mba, e ... Aku nggak sengaja," dengan wajah takut, Andini memohon.
Senalia menatap geram,
"Heh! Maaf-maaf! Enak saja. kamu itu punya mata apa enggak si?!"
"Maaf mba, aku benar-benar enggak lihat." Andini mencoba beranikan bicara. "Mba ayok bangun, aku bantu." Andini mengimbuhi sembari mengulurkan tangannya untuk menolong Senalia.
Akan tetapi Andini hanya mendapatkan penolakan kasar.
"Enggak! Lihat! Ini! Kaki aku berdarah gara-gara kamu! Kaki aku ketimpa vas! Ngerti kamu!"
Mendengar kegaduhan' semua orang termasuk Ana dan ibu Hera pun datang.
"Ada apa ini? Kenapa vas bunga saya pecah?!" Tanya Hera dengan suara meninggi.