Bintang Utara

Elysiaaan
Chapter #1

Lima Belas

Aku duduk di salah satu meja perpustakaan kampusku. Ditemani laptop biru tua yang sedang ku gunakan, air mineral 600 mili, dan juga ponsel. Namaku Kailani Auristela Shaenette, biasa dipanggil Kai, Lan, Kaila, Tela, panggilanku berubah-ubah setiap saat, bergantung pada mood sang pemanggil. Aku seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang diberi kertas kosong oleh dunia untuk ku isi dengan rencana-rencana kehidupan.

Duduk termenung di hadapan laptop sembari menunggu tangan menekan tombol-tombol yang menampilkan huruf, angka, dan simbol di layar. Bukan mengerjakan skripsi—tugas akhir, sidang, dan revisi sudah selesai beberapa minggu lalu, tetapi untuk mengerjakan novel pertamaku. Tiga minggu tersisa sebelum batas waktu pengumpulan. Dan aku bahkan belum menulis seribu kata. Tak tahu harus memulai bagaimana. Jadi, kuputuskan untuk bercerita mengenai seorang remaja yang menjalani kehidupannya dengan ringan—tak berpikir mengenai kehidupan, namun tiba-tiba dunia menyuruhnya untuk memikirkan tentang hidup juga tentang kematian.

***

Saat ia berumur lima belas, ia sedang bermain dan bermimpi bersama Raya, temannya sejak kecil. Ibunya dan ibu Raya bersahabat sejak sekolah menengah dan terus berlanjut hingga keduanya memiliki anak perempuan yang pada akhirnya juga saling bersahabat. Ia dan Raya terpaut empat bulan, ia datang ke Bumi lebih dulu dibanding Raya.

Malam itu, saat kedua orang tua mereka sibuk menyiapkan makan malam untuk hari terakhir berkemah, ia dan Raya terlentang di atas matras yang disiapkan ibu Raya agar mereka tak kedinginan di hamparan luas yang beralaskan rumput dan beratapkan langit. Setelah lelah bermain di sungai, mereka mengistirahatkan tubuh mereka sejenak sebelum makan malam dan bermain kembali, rencananya mereka akan bermain gitar.

“Shae, selepas kita lulus SMA, kamu mau kuliah di mana?” Tanya Raya.

Shae menggelengkan kepala, “Ray, kita aja baru mau lulus SMP. Mikirin hal yang kaya gitu nanti aja.”

“Aku mau jadi dokter hewan. Aku gak mau lihat mereka sakit, hati aku selalu ikut sakit kalau ngelihat mereka kesakitan. Pasti rasanya sesak banget gak bisa menyampaikan mana yang sakit.”

“Kamu pasti bakal jadi dokter yang hebat, Ray. Kamu peduli sama mereka, dan yang paling penting, kamu gak takut sama mereka.”

Lihat selengkapnya