BAB LIMA BELAS
Buldani membuka pintu aula, mengucap salam, melangkah, seorang perempuan muda mengikuti di belakang. Buldani menghampiri delapan peserta yang telah datang, dan mengenalkan siapa perempuan yang bersamanya.
“Hari ini kita kedatangan kawan baru. Silakan kamu mengenalkan diri.”
Perempuan belia yang datang bersama Buldani segera maju ke depan dan mengenalkan dirinya. “Namaku Elsa. Aku baru lulus sekolah. Aku punya hobi membaca novel dan menonton drakor. Aku ingin bisa menulis.”
Elsa masih berdiri ketika Buldani mendekati dan mengajukan beberapa pertanyaan.
“Halo Elsa, sejak kapan kamu suka membaca?”
“Sejak SD, Kak.”
“Kelas berapa?”
“Kelas 4, Kak. Elsa suka membaca gara-gara suatu hari Bu Guru menyuruh murid-murid membaca buku cerita bersama-sama. Maksud Elsa, membaca bukunya bergantian.”
“Keren. Apakah Elsa masih ingat apa judul bukunya?’
“Masih, Kak. Judulnya: Keluarga Cemara.”
“Nama penulisnya siapa?”
“Eh, anu, Alooto, duh, lupa, Kak.”
“Buku Keluarga Cemara pengarangnya bernama Arswendo Atmowiloto.”
“Iya, Kak. Elsa baru ingat.”
“Biasakan ketika kita membaca cerpen, puisi, novel, ataupun tulisan lainnya, kita mengenal nama penulisnya. Ini adalah salah satu bentuk apresiasi. Coba kalian bayangkan seandainya kalian menulis karya atau menerbitkan buku, dan orang tidak ingat, bahkan tidak tahu nama kalian. Pasti kalian sedih, atau malah sakit hati.”
“Elsa, sampai hari ini sudah membaca berapa banyak buku?”
“Sepertinya ratusan, Kak.”
“Seperti wafer dong. Berapa lapis?” Buldani mengulum senyum. “Oya, apakah Elsa menjadi anggota Perpusda ini?”
“Iya, Kak. Sejak SMP kelas 2 sampai Elsa lulus SMK.”
“Elsa alumni SMK mana?”
“SMK 3, Kak.”
“Jurusan?”
“Broadcasting, Kak”