Bipolar Buddha

Kirana Aisyah
Chapter #4

Teman Kristen

Sudah satu tahun berlalu sejak Aisha dan Adam mulai terbiasa dengan disiplin ketat ayah mereka. Sekarang, Aisha sudah duduk di kelas 3 SD. Meski masih kecil, dia dikenal sebagai anak yang rajin dan penuh tanggung jawab, sehingga tidak mengherankan kalau dia terus dipilih menjadi ketua kelas. Aisha menikmati peran itu, dia merasa bangga bisa membantu teman-temannya dan menjadi kepercayaan guru.

Suatu pagi yang cerah, ketika Aisha memasuki kelas, suasana terasa sedikit berbeda. Beberapa anak terlihat berbisik-bisik sambil melirik ke arah seorang anak baru yang duduk di barisan depan. Anak itu memiliki rambut panjang yang diikat rapi dan wajahnya tampak serius saat menulis sesuatu di bukunya.

Aisha, dengan rasa ingin tahu yang besar, mendekati anak baru itu. Dia duduk di kursinya dengan senyum ramah, “Hai, namaku Aisha. Kamu anak baru ya?”

Anak itu mengangkat kepalanya dan tersenyum kecil, “Iya, namaku Angela. Aku baru pindah ke sini.”

Aisha tertarik dengan cara Angela berbicara, terdengar sopan dan percaya diri. “Kamu baru pindah dari mana?” tanya Aisha lagi.

Angela berhenti menulis dan menoleh penuh perhatian ke Aisha, “Aku baru pindah dari kota lain.”

Aisha mengangguk, merasa ada sesuatu yang berbeda dari Angela, tapi tidak bisa benar-benar menempatkan jarinya pada perasaan itu. “Apa kamu sudah berteman dengan yang lain?” tanyanya.

Angela menggeleng, “Belum. Aku baru masuk hari ini.”

Aisha yang selalu peduli pada teman-temannya merasa Angela sepertinya anak yang baik dan cerdas. Dia ingin membantu Angela agar cepat merasa nyaman. “Kalau ada yang kamu butuhkan, bilang saja padaku. Aku ketua kelas di sini, jadi aku bisa bantu,” kata Aisha sambil tersenyum lebar.

Angela tersenyum kembali, “Terima kasih, Aisha. Kamu baik sekali.”

Keduanya mulai mengobrol, dengan Aisha yang sesekali memberi penjelasan tentang kebiasaan di kelas mereka, tentang guru-guru yang ada, dan teman-teman yang lain. Angela mendengarkan dengan seksama, sesekali mengangguk dan bertanya ketika ada yang tidak dimengerti.

Ketika pelajaran berlangsung, Aisha terkesan dengan betapa cerdasnya Angela. Dia rajin bertanya kepada guru dan tidak ragu untuk mencari tahu lebih banyak tentang hal-hal yang belum dipahaminya. Setelah beberapa hari, keduanya menjadi sahabat dekat, selalu bersama-sama saat istirahat dan duduk bersebelahan di kelas.

Suatu hari, saat jam istirahat, Aisha dan Angela duduk di bawah pohon besar di halaman sekolah. Mereka sedang membicarakan pelajaran hari itu ketika Angela tiba-tiba mengungkapkan sesuatu yang membuat Aisha terkejut.

“Aisha, kamu tahu nggak kalau aku Kristen?” kata Angela dengan nada biasa, seolah itu hal yang sangat wajar.

Aisha mengerutkan kening, berusaha memahami apa yang baru saja dia dengar. “Kristen? Maksudmu, agamamu Kristen?” tanyanya dengan nada heran.

Lihat selengkapnya