Bipolar Buddha

Kirana Aisyah
Chapter #31

Bayangan Masa Lalu

Aisha duduk dengan gelisah di kursi plastik di ruang terapi kelompok. Ini adalah sesi terapi kelompok pertamanya, dan dia tidak bisa menyingkirkan perasaan tidak nyaman yang menyelimuti hatinya. Sejak berada di rumah sakit jiwa ini, Aisha merasa seperti berada di dunia yang asing, penuh ketidakpastian. Hari ini, dia akan berbicara di depan sekelompok orang asing, mencoba mengungkap bagian dari dirinya yang paling rentan.

Ruang terapi itu sederhana, dengan dinding putih yang mulai memudar dan kursi-kursi yang disusun dalam lingkaran. Beberapa pasien lain sudah duduk di kursi mereka, masing-masing tampak tenggelam dalam pikiran mereka sendiri. Ketika terapis, Dr. Melanie, masuk ke dalam ruangan, suasana berubah menjadi lebih serius. Dr. Melanie adalah wanita paruh baya dengan senyum yang lembut, berusaha menciptakan suasana yang aman bagi semua orang.

"Selamat pagi semuanya, terima kasih sudah datang," Dr. Melanie membuka sesi dengan suara lembut yang menenangkan. "Hari ini, kita akan mulai dengan memperkenalkan diri dan sedikit berbicara tentang apa yang membawa kita ke sini."

Satu per satu, pasien mulai memperkenalkan diri mereka. Aisha mendengarkan dengan seksama, berusaha memahami siapa orang-orang yang duduk di sekelilingnya. Ketika giliran Aisha tiba, dia merasakan jantungnya berdebar lebih cepat, seolah-olah semua mata tertuju padanya.

"Halo, nama saya Aisha," katanya dengan suara rendah namun jelas. "Saya di sini karena... saya sedang mencari cara untuk memahami diri saya sendiri. Saya mengalami beberapa kesulitan, dan saya berharap bisa menemukan jalan keluar dari apa yang saya rasakan."

Dr. Melanie mengangguk pelan, memberikan senyum yang menenangkan. "Terima kasih, Aisha. Kita semua di sini untuk saling mendukung. Tidak ada penilaian, hanya tempat untuk berbagi dan memahami."

Kemunculan Sosok Tak Terduga

Sesi terus berlanjut, dan Aisha mulai merasa sedikit lebih nyaman. Dia mendengarkan cerita-cerita dari peserta lain, meskipun sebagian besar dari mereka masih tampak seperti orang asing baginya. Namun, saat Dr. Melanie menyambut seorang peserta yang baru masuk, Aisha merasakan sesuatu yang aneh.

Seorang wanita muda melangkah masuk ke ruangan, wajahnya tampak penuh kecemasan. Ketika wanita itu memperkenalkan dirinya, Aisha merasakan jantungnya berdebar lebih kencang.

Lihat selengkapnya