Sejauh mana orang bisa mendengar?
Mendayung dalam kondisi buta bahkan lebih sulit daripada yang dibayangkan Malorie. Sudah berkali-kali perahu itu meluncur ke bantaran dan terjebak selama beberapa menit. Pada saat seperti itu, dia dikepung bayangan tangan-tangan tak terlihat yang meraih penutup mata anak-anak. Jemari menyeruak keluar dari air, dari lumpur tempat sungai bertemu tanah. Anak-anak tidak berteriak, mereka tidak merengek. Mereka terlalu sabar untuk itu.
Namun, sejauh mana orang bisa mendengar?
Boy membantu membebaskan perahu, berdiri dan mendorong batang pohon berlumut, dan kini Malorie kembali mendayung. Dengan kendala-kendala ini pun Malorie bisa merasakan kemajuan yang mereka buat. Ini menggairahkan. Burung-burung menyanyi di pepohonan kini, setelah matahari terbit. Hewan-hewan berkeliaran di antara dedaunan rimbun hutan yang mengelilingi mereka. Ikan-ikan berlompatan, mencipratkan percik-percik kecil air yang menyengat saraf Malorie. Semuanya ini didengar. Tak satu pun dilihat.
Sejak lahir, anak-anak dilatih memahami suara-suara hutan. Ketika mereka masih bayi, Malorie mengikatkan kaus menutupi mata mereka dan membawa mereka ke pinggir hutan. Di sana, walaupun tahu mereka masih terlalu kecil untuk memahami semua yang dia ceritakan, Malorie menjelaskan suara-suara hutan.