Setelah meninggalkan kafe, Hanna pergi mengunjungi kekasihnya di kafe lainnya. Setelah itu Hanna kembali ke dalam mobilnya dan meraih ponselnya, Hanna langsung mengirim pesan singkat kepada Jian sebelum menjalankan mobilnya.
📩 Hanna
Ada Zhilan di dekat kita tadi
Jian 📨
Makanya tadi aku buru-buru pergi
📩 Hanna
Kenapa gak bilang? Kan bisa kirim pesan gitu... Kalo gini aku yang gak tau apa-apa jadi ikut-ikutan
Jian 📨
Yah, kenapa? Dia kan gak tau kalo kamu tau semua ceritanya dari awal kan
Di dalam kamarnya, Jian merebahkan tubuhnya setelah berganti pakaian dan membalas pesan Hanna yang dia tinggal sendirian di kafe.
"Merasa tidak enakan itu rumit ya. Seperti perasaan asing yang juga dekat." Jian menatap langit-langit kamarnya.
Dengan perasaannya itu, Jian tertidur setelah susah payah memasuki alam dimana para mimpi bertebaran. Berharap ada satu mimpi baik yang tidak sengaja nyangkut.
Pukul 06.00 pagi, Jian dengan mata bengkaknya bangun dengan tubuh lesu dan tidak segar. Matanya masih terlihat lelah seperti tidak mendapatkan kenyamanan dalam tidur.
Pintu kamarnya di ketuk. "Jiana!?"
Jian yang sudah sadar dari tadi menjawab, "Iya, sudah bangun Bude."
Dengan rasa kantuknya yang masih sangat terasa, Jian sudah berulangkali menguap sejak keluar dari kamarnya menuju ruang makan.