Dua minggu sudah aku tidak bertemu bi situ lagi Aku selalu naik bis yang normal-normal saja. Tetapi sepertinya keberuntunganku habis. Sialnya, sore ini bis itu kembali muncul. Ya, aku bisa langsung mengenalinya dari karat-karatnya. Serta bau busuk -yang pasti dari kakek itu- menyengat, bahkan dari kejauhan. Bis hantu itu melambat dan menghampiriku, sepertinya sang supir tengkorak itu melihatku dari kejauhan, aneh sekali, padahal dia tidak memiliki bola mata. Bis itu kemudian berhenti di hadapanku. Aku tetap diam, menghiraukannya, aku tidak mau naik ke bis itu lagi.
"Kak! Ayo naik!" Seorang anak kecil melambaikan tangan ke arahku dari jendela bis. Aku kaget setengah mati.
"Kak! Kakak bisa lihat bis ini kan?! Ayo naik saja!" Ucap anak itu lagi, dengan tersenyum riang. Anak itu mengenakan baju SD dengan tas ransel yang besar. Anak itu manusia biasa!
"Adik! Cepat turun! Bis itu berhantu dik!" Aku berteriak spontan.
"Hahaha tidak apa-apa kak! Aman kok! Naik saja..." Anak itu kemudian berlari menuju mulut pintu bis, berusaha untuk menyambutku. Namun aku masih tetap tidak mau naik ke bis ini lagi.
Perlahan-lahan bis hantu itu berjalan menjauhiku, namun aku berlari mengejarnya. Aku melompat masuk kedalam bis, aku berubah pikiran, aku takut terjadi apa-apa pada anak kecil itu. Anak kecil itu sepertinya juga bisa melihat bis ini lengkap dengan hantu-hantunya. Anak itu nampak begitu senang ketika aku memutuskan untuk masuk kedalam bis. Ia lalu menggandengku ke kursi paling belakang, disebelah hantu perempuan yang kepalanya tertancap paku itu.
"Aku Timmy, kalau kakak siapa?" Anak itu menjulurkan tangannya.