Cashel berjalan menuju rofttop sekolah, kali ini dia tidak seendirian dan memilih untuk mengajak sahabatnya, Bagas.
"Gas, gue curiga kalau sebenarnya Aneska nyembunyiin sesuatu dari gue deh," ucap Cashel membuka obrolan. Hatinya masih belum bisa tenang meskipun tadi dia sempat mengobrol dengan gadis itu dan dia pun berbicara panjang lebar.
"Apa yang bikin lo curiga," tanya Bagas mengerutkan alis.
"Kurasa dia cemburu karena gue punya temen banyak."
Hal yang sama dilakukan Bagas, dia pun pernah merajuk hanya karena Cashel tidak pergi ke rumahnya beberapa hari karena Caahel punya kesibukan sendiri.
"Mungkin," balas Bagas singkat.
Cashel menghela napas panjang seraya mengelus dadanya. Keputusan yang dia pikir bisa memecahkan segala pertanyaan yang ada di benaknya ternyata sia-sia. Sungguh, Cashel benar-benar menyesal telah mengajaknya ke tempat ini.
"Ya udah lah balik ke kelas aja. Kayaknya nggak guna deh gue ngajak lo ngobrol ke tempat ini."
"Lah, gue emang harus respon gimana deh."
"Nggak, nggak. Nggak usah respons apa-apa," kata Cashel sebelum melenggang pergi.
***
Dia yang menguatkan, dia pula yang meruntuhkan.
Sesuai janji yang dia ucapkan pada Aneska, siang ini Cashel sudah siap dengan style pakaian yang sangat rapi dan wangi. Dia berjalan cepat menuju garasi, Memakai helm lalu menjalankan motornya.
Saat sedang menyetir motornya, dia menyempatkan untuk melirik jam yang melingkar di tangannya, menunjukkan pukul 2 sore. Dia melajukan motornya sedikit lebih cepat karena tidak ingin saat sampai rumah Aneska.
Di lain tempat, Aneska duduk terdiam memperhatikan jalan raya hanya untuk menunggu Cashel datang, hingga pada akhirnya cowok yang ditunggu itu pun datang.
"Maaf, agak lama ke sininya," ucap Cashel sebelum turun dari motor.
"Nggak papa, ya udah ayo kita pergi sekarang!" Pinta Aneska sangat antusias.
Di hari itu mereka benar-benar menghabisnya waktu untuk pergi keliling kota. Tapi ada hal yang disayangkan dari perginya mereka berdua. Aneska tetap tidak mau bercerita tentang alasan mengapa saat di sekolah tadi pagi dia mendiamkan Cashel.
Sebelum memutuskan untuk pulang Mereka berhenti duhulu di salah satu tempat. Bisa dibilang itu basecamp perkumpulan Cashel bersama teman satu gengnya.
"Kok kita berhenti di sini?" tanya Aneska bingung.
"Sebentar aja, tadi gue dapet chat dari Bagas katanya ada salahnya satu temen kita yang berantem. Makanya gue mampir ke sini dulu karena kebetulan kan ngelewatin," jelas Cashel panjang lebar.
"Terus lo mau berantem juga?"