Bagas mendengus, untuk orang yang kurang suka dengan segala kegiatan di sekolah pasti akan terasa sangat melelahkan.
"Nggak usah berangkat aja kali ya besok pas acara," ucapnya memberi ide ngawur.
"Nggak gitu anjir, bukannya semangat malah niat nggak berangkat," sahut Aneska seraya memutar bola malas.
"Bodoh! Lo kalau nggak suka sama kegiatannya ya udah nggak papa, siapa tau bisa dapet cewek cantik pas acara," celetuk Yona lalu berjalan mendekat ke arah Bagas, Cashel, dan Aneska sedang berkumpul.
"Tiba-tiba nyaut aja lo," ucap Cashel cuek.
"Ide bagus," kata Bagas seraya mengacungkan kedua jempolnya.
"Nggak perlu cari cewek pas acara nanti, liat tuh di sekolah kita juga banyak cewek cantik, tapi coba gue tanya emang ada cewek yang mau sama lo, Gas?" Satu lagi siswi yang menyaut obrolan mereka, dia Finola.
Mendengar ucapan Finola sontak semua yang ada di tempat itu tertawa, sementara yang ditertawakan memasang muka galak.
"Anjir selera gue mah bukan anak sini," sahut Bagas sinis.
Sebenernya Bagas bukan siswa troublemaker hanya saja dia kadang malas dengan kegiatan di sekolah yang terlalu banyak. Daripada dia mengikuti kegiatan yang tidak ada untungnya lebih baik dia mencari kesenangan sendiri.
***
"Bentar lagi bakal ada acara di sekolah pasti nanti penampilan lo berubah ya, Shel," ucap Aneska kepada Cashel dengan raut wajah sedih.
Cashel tidak mengerti tentang apa yang diucapkan gadis berambut lurus sebahu itu. "Berubah gimana?"
"Iya pasti bakal keliatan keren banget."
Cashel menatap lebih dekat wajah Aneska. "Gue belum pernah bilang ke lo ya? Kalo gue bakal berpenampilan keren cuma buat cewek yang nantinya gue miliki," ucap Cashel pelan dan masih menatap wajah Aneska.
"Kalau sekarang mah gue masih gak peduli penampilan Ka, selama gue merasa cukup ya udah," tambahnya.
Aneska hanya terdiam ketika mendengar perkataan Cashel barusan seraya tersenyum tipis. "Hmm."
"Gue bakal berpenampilan keren buat cewek yang nanti bakal gue milki."
Menurut Aneska perkataan itu sangat romantis tapi dia juga sadar jika kaliimat itu bukan untuk dirinya. Seolah pertanda jika Aneska tidak boleh berharap lebih karena faktanya memang banyak gadis yang menginginkan Cashel.
Saat Aneska sedang terdiam Cashel mencoba untuk mengajaknya bergurau dan tak lupa juga memberi pesan.
"Makanya mumpung gue belum punya doi, habisin waktu bareng sama gue aja nggak papa Ka. KIta masih bisa jalan-jalan bareng juga," ucapnya tersenyum tulus seraya mengacak-acak poni Aneska.
Aneska membalas senyuman tulus Cashel sehingga membuat Aneska terlihat sangat cantik.
"Selalu terapin positif vibes di hidup lo ya!" ucap Cashel memberi nasehat.
"I-iya insyaallah."
"Harus yakin."
Aneska mengangguk dengan malas, "Iya iya."
"Kantin yuk Ka," ajak Cashel menarik tangan Aneska.
Lagi-lagi Aneska hanya bisa mengangguk menuruti ajakan Cashel.
"Kayaknya kita udah ngobrol terlalu serius barusan," ucapnya lirih.
Aneska juga menyadari hal tersebut, tapi ada sedikit perasaan lega karena Cashel termasuk orang yang pelupa. Dia juga yakin beberapa jam ke depan bisa saja Cashel sudah lupa dengan apa yang dikatakan.
"Btw Shel, nanti pulang sekolah kita jadi pergi kan?" tanya Aneska memastikan.
"Iya Ka," respons Cashel berusaha meyakinkan. "Gue nggak bakal bohong kok."
***
Aneska pulang ke rumah dengan perasaan ceria, sampai membuat mamanya sedikit heran.
"Tumben ceria banget anak mama," goda Geya, mama Aneska.