Keduanya berjalan ke arah meja kasir untuk membayar. Kemudian, mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan. Aneska beryukur karena tak lama berselang mereka sampai juga di halaman depan rumah Cashel.
Aneska sempat tertegun karena di sana memang sudah ramai sekali dilihat dari bererapa kendaraan yang sudah terparkir, jika boleh jujur sebenernya dia juga sedikit menahan rasa malu meskipun di sisi lain Aneska juga sudah dekat dengan keluarga besarnya.
"Eh, kak Aneska ke sini juga," sapa Rea ramah. "Ayo masuk, Kak!" ajak Rea menarik tangan Aneska dan meninggalkan Cashel di halaman depan.
Cashel sempat merasa kesal tapi dia juga senang jika adiknya itu bisa sedekat itu dengan Aneska. Cashel berjalan di belakang mereka berdua, saat berhenti di rumah tamu Rea baru sadar jika kakaknya membawa sesuatu. "Ngapain lo bawain botol begitu, Kak?" tanya Rea tersenyum remeh.
"Dibeliin Aneska," jawabya datar sambil melirik ke arah gadis yang sedang duduk di sampingnya itu.
Rea melirik Aneska dan Cashel secara bergantian, saat pandangan Aneska dan Rea bertemu gadis itu menyengir saja. Ketiganya menghabiskan waktu sampai sore, hal random yang dilakukan tanpa sadar membuat mereka sampai lupa waktu.
"Lo mau pulang apa nginep sini, Ka?" tanya Cashel berbasa-basi.
"Pulang. Lo mau nganterin 'kan?"
"Nggak gue anterin ntar lo ngamuk."
***
Setibanya di rumah Aneska langsung masuk ke dalam kamar, raut wajahnya terlihat sangat sumringah terlebih lagi saat dia mendapat hadiah lampu dari Cashel tadi, tapi satu hal yang membuatnya berbunga-bunga dia bisa menghabiskan waktu bersama cowok itu. Karena bisa saja suatu saat nanti kesempatan itu sudah tidak bisa dia dapatkan.
Setelah menaruh lampu bulan pemberian Cashel Aneska memilih untuk merebahkan diri di kasur.
Ting
Cashel
Suka nggak sama lampu motif bulannya? Dijaga ya.
Aneska
Pasti
Lagi-lagi Aneska menyembunyikan rasa bahagianya, dia justu bersikap sangat cuek. Di tempat lain, Cashel mendengus sebal karena mendapat balasan pesan yang sangat singkat dari Aneska.
"Anjir, kebiasaan tuh anak tiba-tiba cuek banget," batinnya menggerutu.
Di saat bersamaan si Rea masuk ke kamar dalam kamar Cashel tahap mengetuk pintu terlebih dahulu, hal tersebut membuat rasa kesal bertambah.
"Kenapa sih Kak, tiba-tiba kusut banget wajahnya, tadi aja pas sama kak Aneska seneng banget," ledek Rea.
"Itu kan tadi, sekarang beda," jawab Cashel seraya menyodorkan ponselnya. "Lihat, nih."
Rea tak bisa menahan tawa saat membaca pesan yang Cashel tunjukkan. "Haha mampus dicuekin."
Refleks Cashel langsung mencubit pipi kanan Rea, "malah ketawa lo ya. Keluar sana," usir Cashel.
"Aduh sakit lah kak, gue," rintihnya kesakitan.