"Gue nggak mau ya kalah sama cewek-cewek kelas sebelah pasti ntar mereka adu outfit," balas Yonna menggebu-gebu.
Aneska sedikit mengambil jarak, dia seperti tidak ingin mendengar ucapan Yonna yang terlalu ribet.
"Gini ya, lo nggak perlu merasa tersaingi sama mereka anjir. Sebenernya apa sih tujuan kita di awal," balas Aneska menasehati.
Tapi Yonna tidak memedulikan ucapan Aneska, dia tetap berdiskusi tentang outfit yang akan mereka pakai saat acara tiba.
"Kenapa kalian seragam aja biar kompak, kan nggak ribet juga," usul Bagas tiba-tiba karena sedari tadi ia juga berada di dalam kelas.
"Biasanya kalau ada acara selalu Cashel yang punya banyak ide, tapi sampai sekarang kok dia belum berangkat kemana ya?" tanya Yonna sambil sesekali melihat ke arah luar jendela berharap Cashel cepat masuk. "Lo tadi kenapa nggak bareng Cashel aja sih berangkat sekolahnya Ka?" Lanjutnya.
"Males, berangkat sekolah bareng dia kebanyakan drama," ucapnya beralibi.
Sebenernya dia tadi pagi udah kasih tau gue lewat chat kalo dia berangkat sekolah bareng adiknya, batinnya.
"Gue mau keluar deh," ucap Bagas kepada 3 cewek yang ada di hadapannya.
"Ok," ucap mereka bertiga kompak.
Saat berada di depan kelas dia bertemu Cashel, tapi bukannya masuk ke dalam kelas mereka berdua justru berbalik arah dan berjalan ke suatu tempat seolah ada sesuatu yang penting.
"Gas, lo tau nggak anak-anak tadi berantem sama siswa sekolah lain," jelas Cashel menunjukkan raut wajah cemas.
Bagas membelalakkan mata terkejut.
"Hah? Tapi kok lo masih baik-baik aja," Tanyanya ngawur.
"Terus maksud lo badan gue harus terluka gitu," balas Cashel kesal.
"Nggak-nggak, serius Shel, lo ikut berantem nggak?" tanya Bagas lagi.
"Mending sekarang kita datengin anak-anak deh, biar tau ceritanya gimana."
"Ya udah ayo, mereka sekarang di mana?"
"Basecamp."
Pada hari itu bisa dipastikan Cashel dan Bagas bolos sekolah lagi.
***
Bel sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, pak Purnomo pun sudah meneranginya materi pelajaran. Tapi saat ini dia sangat tidak fokus karena Cashel tidak masuk kelas.
"Kemana sih itu anak kok nggak berangkat, jangan-jangan dia sakit," tanyanya dalam hati.
Perasaan sedih yang Aneska rasakan seolah memperlambat waktu saat jam pelajaran, padahal sekarang pelajaran pak Purnomo yang seharusnya Aneska bisa fokus memperhatikan materi sehingga cepat berlalu dan berganti pelajaran lain.
Saat jam pelajaran sudah usai, Aneska sengaja mengikuti pak Purnomo sampai depan kelas untuk menanyakan sesuatu. Yah, sesuatu yang berkaitan dengan Cashel.
"Pak, Cashel kemana, ya?" tanya Aneska memberanikan diri.