"Nanti aja gue kasih tau di kelas."
Aneska menuruti saja perkataan Cashel walaupun sebenarnya dalam hati dia masih saja menebak-nebak hal apa yang ingin Cashel sampaikan.
"Sok serius banget."
Cashel berniat mengumpulkan semua teman sekelasnya sebelum berunding, tapi sayangnya tidak semua temannya bisa serius dalam pembahasan tersebut. Di antara mereka masih aja ada yang asyik mengobrol sendiri.
"Guys serius ini kita bisa diskusi nggak, sih?" Tanya Cashel dengan raut wajah geram.
"Tolong dong hargai orang yang ngomong di depan," sambung Aneska ikutan geram.
Saat suasana mulai tenang Cashel mulai menjelaskan tentang pembahasan hari ini, Namun sebelum itu Cashel juga bertanya siapa di antara mereka yang memiliki ide tentang tema yang cocok dipakai untuk acara mereka.
"Kenapa nggak tema mafia kan keren tuh," usul Yonna asal.
"Korban fiksi lo ya, kalau nggak kasih saran yang bener mending diem," bentak Bagas sambil melotot ke arah Yonna.
"Ya gue udah bener anjir, gue juga ngomongnya serius," sahut Yonna membela diri.
"Coba tenang biar suasana tetep kondusif," kata Cashel memperingati.
"Dari pada nanti ada yang berantem lagi, mendingan lo aja deh Shel yang nentuin, pasti kita semua nanti ngikut kok," celetuk Aneska mencari aman.
"Ya nggak bisa gitu, namanya diskusi kalau ada adu argumen itu bagus, artinya semuanya merhatiin," balas Cashel seraya tersenyum. "Tapi kalau Yonna sama Bagas yang debat sih nggak bagus, soalnya pasti nanti keterusan," tambahnya.
Raut wajah Bagas yang semula kegeeran dan merasa ada membela mendadak berubah lagi menjadi masam, sementara Yonna yang memang sedari tadi sedang memperhatikan wajah Bagas tidak bisa menahan tawanya.
"Mampus! Udah kepedean dibela, eh ternyata dijatuhin juga," batinnya tertawa puas.
"La, lo punya ide?" Cashel mencoba bertanya kepada temannya yang satu ini karena sedari tadi dia hanya bergeming.
"Ada, banyak."
Cashel dan seluruh teman yang ada di tempat itu serentak menoleh ke arah Finola, merasa sangat penasaran dengan apa dikatakan oleh dirinya.
"Apa?"
"Senja, laut, museum, kebun teh, dan—"
"Cukup! Ide lo emang bagus sih tapi perjalanan ke sana cukup makan waktu," respons Cashel menimbang-nimbang.
"Nggak papa, sih. Kan kita bisa sekalian jalan-jalan," sahut Finola dan Anesa kompak.
"Tau tuh padahal idenya bagus," timpal Bagas.
"Ada yang punya ide lagi nggak?" tanya Cashel memastikan.
"Nggak ada."
***
"Nanti siang lo ada acara nggak? Gue pengin ke rumah," tanya Yuda pada Rea dengan tatapan serius. Saat ini mereka sedang berada di kantin berdua.