BISAKAH? (Telah Terbit)

Meyalda Jasmine Shayna
Chapter #3

03🌹

Hari-hari mendekati keberangkatan Dharma ke London sangat membosankan, karena ini hari libur sehingga Dharma tidak memiliki kegiatan bersama teman-temannya. Rindu sekali dengan masa SMK, sekarang pasti teman-temannya sibuk mengurus kuliahnya masing-masing. Selain teman, emm.. pacar?Dharma tidak memilki yang namanya seorang pacar.

Meskipun dicintai para penggemar dan subsribersnya serta memiliki paras yang begitu tampan tetapi dia nyaman menyangga status sebagai jomblo. Kalimat tepat yang menggambarkan Dharma adalah ganteng-ganteng mubazir.

"Apa gue bikin materi buat konten aja ya?" gumamnya dalam hati. Dia bosan hidupnya hanya makan, tidur, dan rebahan. Tidak produktif sama sekali, Dharma akhirnya bangkit dari tempat tidurnya. Sebelum membuat materi, dia harus turun ke dapur terlebih dahulu untuk mengambil satu pack beng-beng. Beng - beng merupakan makanan favoritnya dari kecil, dialah yang menemani Dharma ketika malam hari.

Saat Dharma sedang fokus-fokusnya merangkum materi, bahkan sebentar lagi akan take video. Tiba-tiba handphonenya berdering, Dharma menghela nafasnya. Dia kesal kalau ketenangannya diganggu begitu saja, dengan terpaksa dia melirik notifikasi dari layar handphonenya ternyata itu telfon dari Sarah. Kenapa Sarah menghubunginya?pasti tidak begitu penting akhirnya Dharma tidak menghiraukannya lalu melanjutkan kegiatannya.

20 menit kemudian, ketika Dharma mengistirahatkan pikirannya. Tiba-tiba pintunya terbuka begitu saja, tanpa aba-aba sedikitpun. Otomatis Dharma terkejut, lalu memposisikan dirinya duduk secara spontan.

"DHARMA!!!" suara menggelegar seorang Sarah terdengar jelas di indra pendengaran Dharma. Kali ini Sarah di depan pintu kamarnya dengan memasang raut wajah geram.

"Apaan sih Sar??!!" Dharma tidak biasa melihat wajah Sarah seperti ini.

"Pake nanya lagi!kenapa nggak angkat telfon gue?" omel Sarah, mendekati Dharma lalu menjewer telinganya.

"Aishh!!sakit gila lo!" Dharma merintih kesakitan. Sarah pun melepaskan tangannya. "Males aja Sar," sambung Dharma.

"Gue manager lo Dharma.. kalau ada telfon dari gue di angkat dong. Pasti penting," ujar Sarah memegang dahinya dengan kedua tangannya sambil menggelengkan kepala. Tidak habis pikir dengan kelakuan seorang Dharma.

"Ya maaf, gue lagi nggak mood aja. Ada apaan emangnya?" tanya Dharma.

"Lo tahu talent gue kan si Reza?yang jago matematika itu loh, yang mau kuliah di Waseda University Jepang?" ujar Sarah.

"Iya tahu, kenapa?" Dharma mengangguk.

"Subscribers lo sama si Reza banyak yang ngirim email ke gue. Minta kalian collab, lo mau apa enggak?si Reza udah gue tanyain katanya setuju," ucap Sarah sambil menyodorkan handphonenya yang penuh dengan email dari para penggemar.

"Yaudah oke. Kapan collabs?mumpung gue masih di Indonesia," Dharma menyetujuinya. Itu adalah harapan Dharma dari dulu, karena dia selalu melihat konten Reza. Dia membawakan konten yang bisa dikatakan serius yaitu tentang matematika, tetapi dibawakan begitu santai dengan karakter Reza yang humoris. Sehingga para penonton nyaman menonton kontennya. Dharma tertarik dengan kepribadian Reza, dia harap bisa bekerjasama sangat baik.

"2 hari lagi, oke?" jawab Sarah.

"Okeyy," Dharma menganggukkan kepalanya.

"Lo sibuk ngapain sih Ma?di kamar mulu?" gerutu Sarah melihat meja kerja Dharma begitu berantakan dengan tumpukan kertas yang bertebaran.

"Buat materi, skrip konten. Biasa lah!" jawab Dharma lalu menghempaskan tubuhnya lagi ke kasur.

"Konten mulu!jangan sering-sering. Pusing lo nanti," ledek Sarah.

"Noo!Youtube is my life, you know Sarah?" Dharma sok-sokan berbicara bahasa inggris dengan nada bicara yang dibuat-buat. Membuat Sarah tertawa lepas.

"Ya ampun adik gue gaya amat," Sarah mengacak-acak rambut Dharma.

"Ya dong," ujar Dharma.

Lihat selengkapnya