Vidya tidak berkata bohong, ternyata benar kuliah di negeri orang tidak semenyeramkan yang Dharma pikirkan. Semua orang mahasiswa baru sangat ramah, terdiri dari berbagai negara.
Meskipun berbeda-beda tetapi tetap menjaga kerukunan. Saling menghargai satu sama lain, ini membuat Dharma nyaman dan makin semangat menjalani harinya. Baru hari pertama saja semenyenangkan ini, apalagi seterusnya?pasti akan lebih seru.
"Gimana kuliah pertama?" tanya Vidya. Dia penasaran akan pengalaman Dharma pertama kali masuk kuliah.
"Bener kata lo Vid, seru!" jawab Dharma sambil memakan camilan favoritnya.
"Tuh kan!gue bilang juga apa," ujar Vidya.
"Iya iya gue percaya sama lo," Dharma tertawa lepas.
Dharma tenggelam dalam lamunannya, dia teringat nasehat dari rektornya tadi. Tentang peringkat minat membaca manusia di berbagai dunia, Dharma jadi memikirkan Indonesia. Indonesia dinyatakan memasuki peringkat ke 60 dari 61 negara, sangat rendah sekali.
Jadi Dharma ingin membuat suatu ide agar Indonesia, terutama generasi muda sekarang supaya minat baca mereka bertambah. Dia berinisiatif mengajak Vidya, Jesse, dan Devan membahas akan hal ini.
"Vid vid," panggil Dharma.
"Ha?" Vidya mendongakkan kepalanya.
"Yuk ke kamar gue," ajak Dharma.
"Ngapain?enak-enak di rooftoop," gerutu Vidya karena dia sibuk memainkan tiktok. Pemandangan rooftoop sangat mendukung untuk latar dance tiktok.
"Ayo rapat. Jesse sama Devan mana?" tanya Dharma.
"Di kamarnya sendiri. Iya nanti gue panggilin," jawab Vidya.
"Ayo sekarang.." rengek Dharma.
"Ihh!!ya lo ke kamar duluan. Gue tiktok satu kali ya?" ujar Vidya.
"Beneran nih?" Dharma memastikan.
"Iya bapak Youtuber..." goda Vidya.