"Gimana gimana acaranya?" tanya Dharma. Dia mencoba untuk serius, setelah menggoda Randi daritadi.
"Lo kan sering jadi pembicara seminar di London?" ucap Sarah.
"Iya. Sama kayak gitu?" kata Dharma dengan polosnya.
"Iyalah bambang. Yang datang nih, sebagian besar member komunitas lo semuanya!" Sarah menunjukkan daftar peserta yang akan datang diseminar nantinya.
"Ha?" Dharma merebut kertas yang dipegang Sarah. "Ih seriusan?" Dharma membaca satu persatu nama-nama peserta tersebut.
"Kan sudah lo baca. Ya ampun," Sarah menggelengkan kepalanya.
"Gue jadi grogi sumpah," raut wajah Dharma ketakutan. Melempar kertas yang dibawanya begitu saja kearah Sarah.
"Lebay sumpah. Nggak usah ngadi-ngadi lo ya!gue lihatin siaran lo waktu di London!" kata Sarah geram.
"Lah?gue masuk tv beneran?" tanya Dharma dengam polosnya. Padahal ketika dia berada di London, banyak sekali yang menyorot dirinya. Untuk dimasukkan media London dan dijadikan berita paling terkini.
"Lo masih nggak nyangka bakal seterkenal ini ya Ma?" celetuk Randi.
"Iya. Masih kayak mimpi," pandangan Dharma kosong. Belum bisa menerima kenyataannya sekarang.
"Pokoknya siapin apa yang bakal lo omongin, yang inspiratif. Supaya mereka bisa termotivasi semangat ikut film competion, pakai bahasa yang sopan tapi asik ya. Peserta soalnya SMP-SMA gitu deh," Sarah mengarahkan Dharma.
"Oh anak sekolah?oke siap. Thankyou ya Sar, udah siapin semuanya!" Dharma membelai halus puncak kepala Sarah sambil tersenyum manis.
"Iya sama-sama. Eh ayo karaokean di ruang tamu!" ajak Sarah.
"Heyy.. gue lagi kerja," protes Randi yang daritadi sibuk dengan laptop.
"Udah libur dulu. Ingat Ran Ingatttt," teriak Sarah.
"Ingat apa?" Randi kebingungan.
"Ini upacara penyambutan Dharma. Libur semuanya!" perintah Sarah.
"Beneran?yaudah cus," Randi beranjak dari kursinya. Mengikuti Sarah dan Dharma, menuju ruang tamu untuk berkaraoke. Melepas penat yang melanda selama beberapa tahun ini.
********
Waktu berjalan begitu saja, saking puasnya menikmati liburan Dharma hampir lupa menghadiri acara yang sangat penting baginya dan menjadi alasannya kembali ke Indonesia. "Seminar Film Competion", ini sudah saatnya. Dharma hampir telat bangun, untung saja Sarah selalu siap. Dia perfect dalam melakukan segala sesuatu hal, dipikir dan disiapkan dengan baik-baik.
"Dandannya yang cepat, nih nih pakai jas ini oke?" Sarah memberikan setelan jas berwarna merah maroon kepada Dharma.