"Ini buku catatan wishlist aku kak. Selama ini kakak memotivasi aku untuk terus belajar, boleh minta tanda tangannya disini?" Marcella menyerahkan bukunya.
"Boleh," Dharma menerima buku itu lalu meninggalkan nomor whatsappnya dihalaman belakang buku milik Marcella. Setelah menulis itu, Dharma harap Marcella mau menghubunginya.
"Udah kak?" tanya Marcella memastikan. Karena Dharma lama sekali menulis di buku catatannya, Marcella sedikit curiga.
"Iya nih udah," Dharma gelagapan segera menutup buku catatan milik Marcella lalu mengembalikannya.
"Makasih kak," Marcella tersenyum manis.
"Oh ya kamu kelas 9 SMP ya?mau lanjut sekolah dimana?" tanya Dharma basa-basi.
"Kayaknya SMK deh kak. Emm.. aku keluar ya kak?diluar banyak yang nunggu kasihan," ujar Marcella terburu-buru melihan antrian diluar semakin banyak.
"Aah?iya yaudah deh. Bye!makasih lala!" Dharma melambaikan tangannya.
"Terimakasih kembali," Marcella melambaikan tangannya sebentar lalu segera lari keluar. Dharma memandangi Marcella sampai dia sudah menghilang dari pandangannya.
Selain wajahnya yang manis, cara berpikirnya dan bicaranya sangat anggun, berkelas serta terlihat berpendidikan. Tidak dapat dipungkiri lagi, Dharma memang benar jatuh cinta dengan Marcella bocah SMP.
Dharma sudah menyapa semua penggemarnya dengan baik, akhirnya dia bisa beristirahat sejenak. Dia mengambil botol yang berisikan air putih lalu meminumnya.
"Gimana perasaan?" tanya Sarah saat masuk di ruangan Dharma, tepatnya belakang panggung.
"Seru banget," Dharma menghentikan minumnya, menjawab perkataan Sarah.
"Btw udah ketemu?"
"Ketemu apa?"
"Itu lo minta tolong ke gue. Marcella?" Sarah menaikkan satu alisnya.
"Ohhh.." Dharma ber-oh ria. "Iya gue udah ketemu. Manis banget," sambung Dharma sambil tersenyum manis. Masih terbayang wajah seorang Marcella.
"Dia siapa sih Ma?sepupu atau apa atau gimana?" Sarah semakin penasaran. Dia berusaha terus bertanya agar Dharma berterus terang kepadanya.